Kebahagiaan itu bersifat subjektif semua orang berhak merasakannya, tidak perduli tua atau muda, kaya atau miskin. Bahagia itu sebenarnya mudah karena hanya anda yang merasakannya. Untuk menjadi bahagia seharusnya kitalah yang mengendalikannya.
Menjadi Independen berarti menjadi pribadi yang mampu mengendalikan diri sendiri. Hidup tidak tergantung pada sesuatu yang diluar kendali kita.
Sesuatu yang bisa kita kendalikan adalah respon, persepsi, tujuan, keinginan, sikap, dan segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri. Sedangkan sesuatu diluar kendali kita adalah opini orang lain, kekayaan, dan segala sesuatu diluar kita.
Bersiaplah untuk kecewa kalau terobsesi pada sesuatu yang diluar kendali kita. Berharap agar impian menjadi kenyataan adalah suatu keharusan, namun jika yang terjadi tidak sesuai harapan itu adalah diluar kendali kita.
Seorang suami menginginkan agar istrinya bisa diatur, begitu juga sebaliknya, Ayah berharap anaknya menurutinya, dan cowok berharap ceweknya setia. Dalam kenyataannya tidak semua harapan dan keinginan itu nyata. Disinilah peran "menjadi independen" itu penting.
Saat kenyataan tidak sesuai harapan, kita tetap bisa tenang dan bahagia dengan mengendalikan pikiran kita terhadap kenyataan yang terjadi. Suatu kejadian pasti mempunyai makna. Baik buruknya respon terhadap suatu peristiwa tergantung dari bagaimana memaknai atau memperesepsikan peristiwa tersebut.
Seburuk apapun kejadian dan seberat apapun suatu peristiwa akan menjadi baik dan ringan jika betul cara merespon, mempersepsikan dan memaknainya.
Viktor E. Frankl dalam bukunya Man's Search For Meaning mengungkapkan bahwa kita tidak bisa menghindari kejadian yang menimpa diri kita, baik atau buruk merupakan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan, mau tidak mau harus diterima karena hal tersebut merupakan bagian dari kehidupan. Namun yang dapat kita kendalikan adalah respon, persepsi dan sikap kita.
Secara normal saat kejadian buruk menimpa kita maka akan membuat kita kesal, kecewa, stres, marah ataupun sedih. Namun sepenuhnya kita bisa merubah persepsi dan sikap kita terhadap kejadian yang menimpa, bisa dengan bersyukur, bersabar ataupun mengambil sisi positifnya. Sehingga bukannya kejadian eksternal yang mengendalikan diri kita namun kitalah yang menentukan yaitu persepsi, pikiran dan sikap terhadap suatu kejadian.
Setiap kejadian pasti ada makna dibaliknya dan setiap keburukan selalu ada sisi baik yang bisa diambil hikmahnya.
Saat kita mengalami suatu kejadian yang membuat kita kecewa, marah ataupun sedih maka tenanglah, carilah makna yang positif sehingga merangsang respon dan sikap yang positif pula.