Lihat ke Halaman Asli

Dokter di Persimpangan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak profesi digeluti masyarakat kita, dari yang biasa sampai yang dinilai terhormat. Salah satu profesi yang dianggap terhormat adalah profesi dokter. Profesi ini mendapat tempat tersendiri dalam masyarakat. Ia menjadi tempat berkeluh kesah tentang penyakit yang dialami warga. Dengan keilmuannya dokter mampu mendiagnosa suatu penyakit untuk kemudian menentukan obat apa yang mesti diberikan untuk pasiennya.

Obat....adalah kata yang sederhana namun semua orang sepertinya pernah menyebutnya. Obat pula yang menyebabkan berdirinya perusahaan farmasi. Perusahaan-perusahaan farmasi saling berlomba menjual produknya. Mereka bersaing dengan berbagai cara, merayu para dokter agar mau memakai produknya. Idealnya mereka presentasi, menunjukan manfaat dan kelebihannya dari produk lain, baik dari segi harga maupun mutu dan kualitas. Tapi apa yang terjadi lebih dari sekedar beradu mutu dan kelebihan, tapi juga praktek - praktek yang menjurus ke suap nyaris sering terjadi. Itulah kenapa harga obat jadi cenderung mahal. Perusahaan farmasi harus memasukkan biaya tambahan untuk promosi / entertaiment ke dalam komponen produksi.

Disinilah peran dan kredibilitas dokter diuji. Obat adalah kata sederhana yang dapat menjerat para dokter harus memilih untuk menggunakan hati nurani atau nafsunya. Setiap hari seorang dokter akan dikunjungi sales - sales obat yang mempresentasikan produknya dan sekalian imbalannya. Luar biasa  cobaan  para dokter ini, tiap hari digempur dengan iming - iming yang menggiurkan. Obat ini menawarkan jalan - jalan ke Bali, obat itu menawarkan ke lombok. Dokter yang menggunakan hati nuraninya tidak akan terpengaruh dengan janji-janji, dia akan tetap obyektif dengan memberikan obat yang sesuai untuk pasien. Sedang dokter yang terpengaruh akan jadi beban pikirannya, " Ke Bali atau ke Lombok "

Para dokter ...waspadalah! jagalah hati jangan kau kotori, dunia ini fana dan yang kekal adalah kehidupan di akhirat nanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline