Lihat ke Halaman Asli

Masluh Jamil

Satu diantara ribuan kompasianer

Kompasiana, Bagaimana Kabarku?

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14090956401872996152

[caption id="attachment_355471" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi Kompasiana | sumber: skrinsut layar Kompasiana tempo doeloe |"][/caption]

Tidak terasa, sudah lebih dari sepuluh hari aku vakum berkompasiana. Seakan tiada waktu untuk sekedar membukanya, apalagi menulis didalamnya.

Tayangan perdana KompasianaTV pun terlewat. Bahkan. Hiruk pikuk di Kompasiana tidak bisa aku dengar dan lihat.

Entahlah. Apakah ini yang dinamakan writer block, atau memang kesibukan yang dengan sengaja aku jadikan tumbal alasan menutupi rasa malas.

Ya, mungkin saja sifat malas ini sudah mulai menggerogoti jiwaku. Pikiran pun mulai tumpul seiring berjalannya waktu karena sudah tiada terasah keterampilan menulis di Kompasiana.

Teringat perkataan teman, bahwa terkadang kita berjalan perlu berhenti sejenak untuk beristirahat sekedar merenung dan meratapi apa yang telah kita perbuat.

Bus saja ada terminalnya, pesawat ada bandaranya. Begitu juga dengan menulis, terkadang butuh jeda. Ya, perumpamaan itulah selalu membuat hatiku ayem, tenang. Meskipun terus terang, terkadang hal itu membuatku terlena.

Malang, 21 Januari 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline