Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 30 Maret 2024   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suwardi Suryaningrat atau yang lebih kita kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara (KHD) merupakan Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia yang berkontribusi melalui pemikiran-pemikiran beliau di dunia pendidikan. Dia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta. Taman Siswa memberikan kesempatan pada pribumi untuk memperoleh pendidikan seperti para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Beberapa dasar pendidikan yang dikemukakan KHD diantaranya;

1. Menuntun

"Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat”

(KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraph 4)

Menuntun itu berdampingan, hanya 1 tangan yang dipegang. Tangan yang berpegangan saling memberi penguatan. Artinya saat menuntun ada proses berpegangan yang saling menguatkan menuju ke tempat atau arah yang lebih baik. Begitu juga dalam Pendidikan seorang guru menuntun murid dengan membersamai proses yang dilalui murid dengan menerapkan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo artinya guru di depan menjadi contoh atau teladan bagi murid, Ing Madya Mangun Karso artinya di Tengah-tengah guru harus bisa menyemangati, memberi ruang murid untuk berinovasi, serta Tut Wuri Handayani artinya di belakang guru harus bisa mendorong murid untuk terus semangat belajar, berkarya dan berinovasi untuk bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia makhluk Tuhan YME maupun anggota masyarakat.

2. Kodrat Anak – Merdeka

Maksud pengajaran dan Pendidikan yang berguna untuk perikehidupan Bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat)

(KHD – Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Desember 1928)

Bahwa manusia Merdeka adalah yang hidupnya lahir atau batin tidak bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Artinya bahwa Pendidikan dan pengajaran sebagai sarana untuk membuat manusia menjadi Merdeka secara lahir bebas dan secara batin mandiri sehingga murid bisa menentukan tujuan mereka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline