Lihat ke Halaman Asli

Museum Lambung Mangkurat, Menyimpan Sisa Kerajaan Banjar Tempo Dulu

Diperbarui: 14 Januari 2019   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Seusai menghadiri resepsi perkawinan anak kawan penulis di Banjarmasin, pada Ahad, 13 Januari 2018, penulis bersama isteri dan anak yang paling bungsu, Maulidina Rizkia, menyampatkan diri mampir ke Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru. Kami sampai di museum satu-satunya di Kalimantan Selatan tersebut sekitar pukul 12.00 WIT.

Ada sekitar 30 tahun penulis tidak pernah mengunjungi Museum Lambung Mangkurat ini, meski letaknya berada di pusat Kota Banjarbaru dan  berada di pinggir jalan trans Kalimantan.  

Penulis sering saja lewat atau bahkan berkunjung ke Banjarbaru, tetapi tidak ada sempat mengunjungi museum tersebut, baik sendiri maupun bersama keluarga. 

Kebetulan ada waktu luang dan bersama anak yang masih sekolah, maka kesempatan ini penulis sempatkan untuk mengunjungi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, yang menyimpan benda-benda bersejarah tentang kejayaan Kerajaan Banjar masa lalu.

dokumentasi pribadi

Setelah membeli kercis masuk yang relatif murah untuk kami bertiga, lalu kami memasuki ruang utama museum yang berbentuk motif rumah ada Banjar ' Bubungan Tinggi'. Diawali dengan menaiki tangga untuk naik ke ruang atas yang menjadi ruang pamer utama museum tersebut. 

Ada beberapa ruang pamer yang pada umumnya di dalam ruang kaca, dan sebagian kecil ruang tanpa kaca atau terbuka.  Banyak dipamerkan benda-benada sejarah  masyarakat dan Kerajaan Banjar masa lampau yang antara lain tentang sesi kehidupan masyarakat, rumah adat, alat-alat memasak tradisional, senjata tradisonal, dan pemerintahan Kerajaan Banjar.

dokumentasi pribadi

Saat penulis dan keluarga mengunjungi Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru ini tidak banyak pengunjung, meskipun saat itu hari libur. Hanya ada beberapa orang yang membawa anak dan keluarganya berkunjung ke museum tertua di Kalimantan Selatan ini. 

ada-mesium-1-prasasti-5c3befa143322f4e066cf4cb.jpg

Menurut prasasti yang terdapat di halaman museum ini, bahwa Museum Lambung Mangkurat diresmikan pada tanggal 10 Januari 1979 oleh Dr. Daoed Yoesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu.

dokumentasi pribadi

Secara khusus, Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru ini membuatkan ruang pamer tentang Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, seorang ulama kharismatik putera Kalimantan Selatan yang hidup pada Kerajaan Banjar dipimpin oleh Sultan Tahmidillah, sekitar tahun 1740-an. 

Beliau adalah ulama kharismatik yang banyak menulis buku atau kitab tentang Islam dan menjadi bahan rujukan bagi ulama di seluruh Kalimantan, bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, dan Thailand. Dalam ruang pamer khusus tersebut ditampilkan antara lain kitab atau buku karya Syekh Muhammad Arsyad, salah satunya Kitab Sabilah Muhtadin.

dokumentasi pribadi

Setelah mengelilingi lantai bagian atas, penulis mengajak isteri dan anak untuk melihat-lihat museum yang ada di ruang bagian bawah atau dasar. Barang yang dipamerkan pada ruang bagian bawah ini masih tentang benda-benda peninggalan masyarakat masa Kerajaan Banjar tempo dulu, namun lebih banyak mengenai benda-benda prasajarah dan benda-benda sisa candi yang ada di Amuntai Hulu Sungai Utara.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline