Danau Seran yang ada di Kelurahan Guntungmanggis Kota Banjarbaru merupakan danau buatan dari bekas kegiatan pertambangan emas yang pernah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Kini, danau bekas galian tambang emas tersebut berubah menjadi danau yang cukup luas dengan kondisi air yang jernih. Perubahan status tersebut, dari tempat penambangan emas menjadi objek wisata alam, merupakan upaya kreatif masyarakat untuk memanfaatkan kondisi alam bagi kegiatan yang positif, seperti menjadi objek wisata alternatif bagi masyarakat.
Menariknya, di tengah danau tersebut ada sebuah pulau kecil yang hijau dengan tumbuhan pohon akasia dan sebagainya. Pulau kecil tersebut dikenal dengan nama Pulau Asmara.
Pengunjung mendatangi pulau kecil tersebut dengan menggunakan kapal klotok yang memuat sekitar 6-7 penumpang dengan biaya relatif murah untuk perjalanan berangkat dan pulang. Di atas pulau kecil tersebut terdapat banyak sarana dan fasilitas untuk digunakan oleh pengunjung, seperti ayunan, rumah pohon, kolam renang, musolla, dan sebagainya.
Penulis sekeluarga bersama keluarga Ahmadiyanto dari Paringin Balangan, pada Rabu, 28 Desember 2018, juga menyeberang ke Pulau Asmara dengan menggunakan perahu atau kapal klotok.
Sekitar 5-10 menit menaiki kapal klotok, akhirnya sampai ke Pulau Asmara. Pulau yang menjadi objek utama kegiatan berwisata ke Danau Seran ini. Terasa sejuk dan nyaman berada di pulau kecil ini, karena hampir seluruh pulau yang luasnya kira-kira 50 meter persegi ditumbuhi pepohonan yang didomoninasi pohon akasia.
Sesampai di Pulau Asmara, penulis mencoba menaiki salah satu dari 3 buah rumah pohon yang tinggi sekitar 6-7 meter. Pemandangan dari rumah pohon ini cukup luas untuk dapat melihat keseluruhan pulau Asmara dan lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, isteri dan anak penulis memanfaatkan ayunan seperti kebanyak dipakai saat menikmati pantai, sedangkan Ahmadiyanto beserta anak dan keponakannya menaiki bebek-bebekan hingga ke tengah danau.
Kondisi cuaca saat itu cerah dan sangat bersahabat, tidak hujan dan juga tidak terlalu panas. Setelah sekitar satu jam menikmati berbagai sarana dan fasilitas di Pulau Asmara ini, maka sekitar pukul 11.00 WIT, kami kembali menyeberang menuju parkiran mobil untuk pulang. Beberapa pengunjung objek wisata Danau Seran terlihat mulai banyak yang berdatangan, meski hari itu bukan hari Minggu.
Selanjutnya, sebelum kami berpisah dan ke tujuan masing-masing untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain, kami foto bersama di tepi Danau Seran dengan latar belakang Pulau Asmara.
Seusai foto bersama kami pun bersalaman sebelum ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Ahmadiyanto pulang kembali ke Paringin, Balangan yang berjarak sekitar 200 km dari Kota Banjarbaru, sedangkan penulis ke Kampung Melayu Martapura, sekitar 8 km dari Kota Banjarbaru ini. Selamat tinggal Danau Seran, mudahan kami dapat berkunjung kembali. Semoga