Sehabis dari objek wisata kepala singa yang menjadi ikon wisata Singapura, perjalanan dilanjutkan menuju ke sebuah rumah makan, karena kondisi kami sudah saat diisi dengan makan siang untuk menambah tenaga dalam menjalani kegiatan wisata di Singapura ini.
Waktu setempat menunjukkan pukul 13.00 pada Sabtu, 30 Juli 2016 yang lalu. Rombongan kepala sekolah SMP dan pejabat Dinas Pendidikan Tanah Laut diarahkan oleh pemandu wisata menuju sebuah gedung yang di dalam ada tempat parkir mobil dan bus yang besar.
Kemudian, rombongan diarahkan ke lantai atas untuk menuju restoran yang ada di gedung tersebut.
Sesamapai di lantai atas, kami memasuki sebuah restoran yang cukup luas dan sudah banyak pengunjungnya untuk menyantap hidangan makan siang saat itu.
Sesuai dengan aturan di restoran tersebut sebagaimana diinformasikan oleh pemandu wisata dari Singapura, bahwa kami mengambil sendiri makanan yang disajikan oleh restoran, ala prasmanan. Pilihan menu makanannya sangat beragam, kebanyakannya menu makanan Tionghoa atau Mandarin, tetapi sudah dijamin halal oleh pihak berwenang Singapura.
Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah masjid terkanal di Singapura yang terletak di sebuah perkampungan orang Arab untuk menjalankan ibadah shalat Dhuhur. Sesampai di dekat masjid tersebut, kami turun dan berjalan kaki menuju masjid yang berada di belakang gedung bertingkat.
Sebelum memasuki masjid tertua di negara pulau tersebut, pengunjung dapat melihat beberapa gedung tua peninggalan kerajaan dulu yang menjadi monumen sejarah masyarakat Singapura, salah satunya istana kerajaan yang pernah menguasai Singapura tempo dulu, semasa masih bernama pulau Tumasik.
Selanjutnya, selepas shalat Dhuhur dan melihat-lihat objek wisata yang ada sekitar masjid tersebut, maka perjalanan dilanjutkan menuju ke sebuah tempat yang menurut informasi dari pemandu wisata kami, duhulunya tempat tersebut merupakan pusat berkumpulnya saudagar atau pedagang dari Bugis, Indonesia. Sesampainya di tempat tersebut, ternyata merupakan pusat perdagangan yang sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat lokal dan wisatawan mancanegara, ada pasar dan juga mal.
Selepas dari tempat yang duhulunya banyak pedagang dari Bugis tersebut, dilanjutkan menuju objek wisata Universal Singapura, atau dikenal juga dengan patung singa jantan. Pengunjung wisatawan dari mancanegara sudah banyak berada di objek wisata yang satu ini. Selain ada patung singa jantannya, di objek wisata ini juga ada kareta gantung, dan berbagai permainan lainnya. Ada sekitar 1 jam lebih rombongan kami menikmati objek wisata kelas dunia yang selalu penuh dengan pengunjungnya, lalu kami memutuskan kembali ke bus yang parkirnya di bawah sebuah gedung untuk kembali ke pelabuhan Singapura.
Sebelum menuju pelabuhan penyeberangan kembali, oleh pemandu dibawa melihat ke suatu tempat yang dahulunya merupakan laut atau peraiaran, tetapi kini sudah direklamasi dan menjadi sebuah daratan yang ditumbuhi dengan tanaman hias yang sangat indah dipandang mata, luasnya puluhan hektar. Kami hanya mengelilingi tempat tersebut, karena tidak ada waktu untuk mampir di tempat tersebut, sehingga tidak banyak yang dapat kami ketahui dari dekat. Bus yang mengantarkan kami keliling Singapura melaju ke arah pelabuhan penyeberangan untuk mengantarkan kami kembali ke Batam malam itu.