Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Berkunjung ke Singapura(Bagian 1)

Diperbarui: 15 Desember 2018   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Alamsyah, agen perjalanan kami di Batam, maka selanjutnya yang akan memandu rombongan kepala sekolah SMP dan  pejabat Dinas Pendidikan Tanah Laut  selama di Singapura pada Sabtu, 30 Juli 2016 yang lalu,  didampingi oleh pemandu dari Singapura. 

Kalau selama di Batam hingga sampai di pelabuhan dan kantor imigrasi Singapura dipandu oleh Alamsyah, maka sejak masuk wilayah negara Singapura ini dipandu oleh pemandu resmi dari Singapura sesuai aturan yang berlaku.

Sementera menunggu disuruh menuju bus yang akan mengantarkan perjalanan sehari di Singapura ini, Penulis dan beberapa kawan lainnya menukarkan uang Rupiah ke Dollar Singapura yang tempat penukarannya ada di sekitar pintuk keluar pelabuhan. 

Saat itu,  penulis menukarkan uang tidak banyak, karena keperluan yang mau dibeli juga tidak banyak, terlebih lagi menurut informasi  bahwa masih banyak toko yang menerima uang pembeliannnya dengan mata uang Rupiah.

Setelah semuanya siap, rombongan kami bergerak menuju bus yang telah siap di parkiran pelabuhan Singapura. Sebuah bus  besar yang dapat mengangkut seluruh rombongan kami yang berjumlah 46 orang. 

Sebelum bus berjalan, pemandu wisata dari Singapura yang akan menjadi pemandu kami selama perjalanan wisata sehari di Singapura mempekenalkan dirinya dan memberikan informasi awal tentang rute dan tempat yang akan dikunjungi.  

Pemandu kami selama di Singapura ini merupakan warganegara asli Singapura dari suku Melayu yang sering membawa wisatawan dari Indonesia.

Bus yang kami tumpangi mulai bergerak menuju objek wisata yang akan kami kunjungi. Diawali dengan singgah di sebuah  toko yang menjual coklat dengan berbagai macam variasinya. 

Pelayan tokonya memberikan secangkir coklat saat kami baru masuk toko, dan melayani kami dengan menggunakan  berbahasa Indonesia atau Melayu.  Ada sekitar 30 menit kami singgah dan belanja di toko coklat ini untuk oleh-oleh maupun juga cemilah saat dalam perjalanan, lalu kami meneruskan ke objek wisata yang lainnya yang masih banyak.

Dokpri

Selanjutnya, rombongan kami diarahkan ke sebuah tempat yang bernuansa religius yang berada diantara gedung pencakar langit, yaitu yang dikenal dengan nama makam Habib Nuh. Sebuah tempat yang berbeda jauh dengan lingkungan sekitarnya. 

Menurut informasi dari pemandu wisata kami, bahwa pada awalnya beberapa kali pihak otoritas Singapura mau menggusur makam tersebut untuk pembangunan jalan tol, tetapi tidak pernah berhasil, hingga kemudian arah jalan yang melalui makam tersebut digesar untuk tidak melewati makam tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline