Perkembangan IPTEK dan dinamika masyarakat Indonesia dan dunia saat ini sudah mengalami kemajuan dan perubahan yang relatif sangat cepat, terlebih dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi pada pola dan gaya hidup masyarakat, termasuk peserta didik. Sekolah sebagai bagian tidak terpisahkan dari perubahan dan dinamika yang terjadi di masyarakat, sudah seharusnya juga melakukan pembenahan dan perubahan guna mengikuti dan mengimbangi perubahan dan dinamika masyarakat tersebut.
Guru sebagai ujung tombak pendidikan di sekolah, sekaligus menjadi agen pembaharuan dan pembangunan sumberdaya manusia, maka sudah sepantasnya melakukan perubahan positif dalam proses pembelajaran, baik secara individual dan kolektif, agar tidak tertinggal jauh dari perkembangan dan dinamika masyarakat.
Perubahan dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengikuti dan menyeimbangkan kemajuan IPTEk, khususnya bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat pesat, telah memasuki dan merubah pola kehidupan peserta didik, termasuk dalam proses pembelajaran itu sendiri. Internet yang setiap saat dapat mereka akses memberikan banyak sumber pengetahuan yang mungkin lebih luas dan lebih dalam dari apa yang diberikan oleh guru di kelas.
Lalu, ketika guru tidak mampu mengikuti perkembangan tersebut, atau bahkan 'gagap' teknologi informasi maka proses pembelajaran di kelas tidak seimbang. Peserta didik ternyata lebih dahulu dan lebih banyak mengetahui ilmu pengetahuan yang sedang disampaikan oleh gurunya di kelas karena mereka dapat mengakses melalui internet ilmu pengetahuan atau pelajaran yang akan disampaikan oleh gurunya.
Kemapanan status sebagai guru dengan pendidikan S1 atau sarjana dan mendapatkan tunjangan sertifikasi, tidak menjadi jaminan bahwa pembelajaran di kelas yang dikelolanya menyenangkan dan bermakna bagi peserta didiknya.
Permasalahan yang paling mendasar yang dihadapi oleh guru pada era kemajuan teknologi dan informasi sekarang ini adalah masih ada guru yang gagap teknologi. Terlebih lagi, dalam penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunaksi, seperti laptop/komputer untuk media pembelajaran.
Sementara itu, dalam proses pembelajaran guru menjadi 'pemain utama' yang sangat sibuk menyampaikan berbagai informasi, sedangkan siswa hanya pendengar 'setia' yang tidak diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan informasi lain yang dia dapatkan.
Proses pembelajaran ini terjadi karena guru menggunakan pola 'guru sebagai sumber utama' dan motede pembelajaran yang seenaknya sendiri, sehingga yang terjadi siswa menjadi pasif, jenuh, dan pembelajaran tidak bermakna.
Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk media pembelajaran pada masa kini dan mendatang bagi seorang guru, merupakan sebuah keniscyaan dan tidak dapat ditawar, karena kalau guru hanya mengandalkan kemampuan mengajarnya saja, maka kemungkinan besar akan menarik dan bermakna bagi siswanya.