Lihat ke Halaman Asli

Penodaan Agama

Diperbarui: 24 Januari 2017   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Noda dalam baju merupakan hal yang paling diwaspadai oleh setiap orang. Setiap orang akan sedih dan bingung ketika ada noda membandel pada pakaian mereka karena baju yang awalnya bersih telah terkotori oleh noda tersebut. Oleh karena itu, setiap orang akan menggunakan segala cara untuk membersihkan dan menghilangkan noda tersebut sampai benar-benar hilang. Namun walapun demikian, pakaian tersebut tidak akan bersih seperti sedia kala, pasti masih terdapat bekasnya. 

Oleh karena itu, agar pakaian yang bersih tetap terjaga dari noda atau bekasnya serta kotoran yang lain, hendaknya pakaian tersebut dijaga dan dirawat sebaik mungkin.

Sama halnya dengan agama, jika agama sudah ternodai dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama tersebut, ia akan mengotorinya dan kalaupun dibersihkan dari noda tersebut, bekasnya akan tetap ada, sehingga tetap menimbulkan sinisme terhadap agama tersebut. Dengan kata lain agama yang seharusnya membawa kebahagiaan, ketentraman dan kesejahteraan kepada manusia akan menjadi penghancur bagi manusia itu sendiri ketika agama sudah ternodai oleh tindakan-tindakan yang melenceng dari ajaran agama tersebut. Di dunia bahkan di Indonesia sudah banyak terjadi tindakan penodaan agama. 

Misalnya, terjadinya diskiminasi terhadap kelompok beragama kepada kelompok agama lain ataupun kelompok seagama kepada kelompok seagama yang berbeda aliran. Di Indonesia sudah banyak terjadi, seperti pembakaran masjid oleh kaum kristen maupun sebaliknya yang ada di Poso, Lia Eden, pimpina jamaah Ahmadiyah Indonesia yang mengaku sebagai Imam Mahdi, yang menimbulkan ternodanya agama Islam, dan hal yang baru adalah penistaan agama karena surat al-Maidah ayat 51, yang memunculkan perdebatan antar ulama serta maraknya pernyataan kebencian kepada perorangan atau kelompok yang menimbulkan kebencian satu sama lain.

Penodaan agama bisa juga terjadi dengan alasan demi klaim kebenaran yang semu dengan mengatas namakan Tuhan, namun tindakannya merusak nama-Nya. Seperti halnya terorisme yang berawal dari WTC, 11 September 2001 dan bom bunuh diri yang terjadi di  Bali yang menewaskan kalangan muslim dan non muslim. Sampai sekarang pun dunia Barat masih menganggap sinis terhadap kaum muslimin, padahal yang melakukan adalah oknum yang belum jelas keislamannya. 

Sehingga tindakan terorisme tersebut menjadi noda bagi agama Islam. Pada akhirnya, diskriminasi terhadap agama Islam di dunia Barat pun terjadi. Demikianlah sedikit contoh tentang penodaan agama. Namun pada dasarnya agama apapun tidak ada yang mengajarkan tindak kekerasan untuk melawan golongan lain yang berbeda dengannya apalagi yang sama dengannya bahkan mengorbankan sesamanya. Setiap agama mengajarkan kasih sayang dan kedamaian. 

Hal-hal yang yang bersifat diskriminatif adalah sesuatu yang bisa menodai agama tersebut. Karena sikap diskriminatif dapat dinilai bertentangan dengan tujuan dirinya sendiri dan agamanya, sehingga dianggap orang itu tidak mau tahu ajaran agamanya dengan tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline