Lihat ke Halaman Asli

Mainkan Kasus Calon Kapolri, SBY dan Samad Punya Dendam ke Megawati?

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1421644322366054233

[caption id="attachment_365093" align="aligncenter" width="500" caption="Samad dan Megawati (Dok Liputan6.com)"][/caption]

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kabarnya memanfaatkan dendamnya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggagalkan calon Kapolri jagoan Megawati,Komjen Budi Gunawan.

Samad kabarnya sangat dendam dengan Megawati dan PDIP karena tidak dijadikan calon Wakil Presiden mendampingi Jokowi di Pilpres 2014.

Saat itu, Jokowi sudah mengadakan pertemuan dengan Samad di ruangan khusus di Bandara Ahmad Yani.

Kepada media, Jokowi mengatakan, pertemuan dengan Abraham Samad itu tidak sengaja. Padahal banyak pengamat yang mengatakan, pertemuan itu bisa komunikasi untuk Pilpres 2014 di mana Samad menjadi wakilnya. Baca di sini

Bukan hanya itu, Jokowi pun pernah mengatakan bahwa wakilnya itu dari Makassar tetapi tidak ada huruf J -nya.

Memang, spekulasi yang berkembang mengatakan, Jusuf Kalla bisa menjadi pendamping Jokowi, tetapi ada juga Samad lebih disukai Jokowi karena muda dan berani dalam pemberantasan korupsi.

Kabar yang beredar gagalnya Samad menjadi pendamping Jokowi karena persoalan uang. JK menyetor uang ke Megawati. Sebagai pengusaha, JK sangat mudah memberikan bantuan uang ke Megawati untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2014.

Dari kasus ini ada yang mengaitkan, Samad sangat kecewa dan dendam ke Megawati karena diabaikan mendampingi Jokowi di Pilpres 2014.

Kekecewaan Samad ini juga dimanfaatkan SBY. Presiden Keenam itu punya rivalitas dengan Megawati dalam segala terutama di pemerintahan.

Dan Samad yang punya kekuasaan di KPK "mainkan" jagoan Megawati untuk Kapolri Komjen Budi Gunawan. Satu hari sebelum fit and proper tes Budi Gunawan dijadikan tersangka.

Aroma politis itu sangat terasa karena selama ini Budi Gunawan belum pernah diperiksa KPK.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline