Lihat ke Halaman Asli

Maskur Abdullah

Jurnalis dan Trainer

Kemarau Panjang Gayo Luwes, Kebakaran Mengancam Sere Wangi

Diperbarui: 31 Agustus 2018   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu areal hutan yang terbakar di Aceh, belum lama ini. (Foto/Istimewa)

Sere wangi, atau dalam bahasa pertanian disebut cymbopogon nardus, salah satu tanaman jenis rumput berasal dari Asia tropis. Sere wangi merupakan sumber minyak esensial yang kemudian dikenal sebagai 'minyak sere wangi.' Di dunia kesehatan dan kecantikan, minyak sere wangi ini cukup dikenal dan memiliki nilai harga ekonomi tinggi.

Salah satu daerah penghasil sere wangi ini adalah Provinsi Aceh. Dan di Aceh, Kabupaten Gayo Lues menjadi salah satu daerah penghasil sere wangi berkualitas, yang cukup dikenal di dunia internasional. Tidak heran bila ada beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing yang kemudian tertarik untuk membina para petani sere wangi agar bisa menghasilkan/memproduksi produk sere wangi berkualitas.

Namun beberapa bulan terakhir ini, budiaya tanaman sere wangi sepertinya mulai terancam. Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Gayo Lues, telah menyebabkan terjadinya rawan kebakaran terhadap lahan kebun milik warga dan areal hutan di kabupaten tersebut. Areal kebun itu termasuk tanaman sere wangi, yang memang akan menjadi rawan terbakar, karena selain daunnya mudah mengering, juga karena mengandung minyak.

Untuk itu Bupati Amru mengimbau kepada warganya agar menjauhi setiap aktifitas yang dapat memicu kebakaran kebun dan hutan. Misalnya tidak sembarang membakar sampah, tidak membuang puntung rokok sembarangan atau aktifitas lain yang dapat memicu kobaran api.

Bupati Gayo Lues, H.Muhammad Amru, mengimbau warganya untuk menghindari aktifitas yang dapat memicu bahaya kebakaran. (Foto/Istimewa)

Bupati Gayo Lues, H.Muhammad Amru mengatakan, Jumat (31/8/2018),  dilema kemarau panjang yang terjadi  di Gayo Lues, adalah bahaya kebakaran, baik kebakaran rumah, kebun mau  pun kebakaran hutan.  Bahkan, di Desa Gele, Kecamatan Blangkejeren, pertengan bulan lalu, sedikitnya empat hektar lahan kebun masyarakat terbakar di dusun Kemucut, dan di antaranya adalah tanaman sere wangi.

Menurut mantan jurnalis ini, selama kemarau panjang, pohon dan daun-daun sudah mulai layu dan  kering, sehingga mudah terbakar. Selain itu, terkadang ada saja warga yang bertindak  semberono, dengan membakar sampah di kebunnya, yang kemudian memicu  kebakaran areal kebun dan hutan yang ada di sekitarnya.

Tanaman sere wangi yang banyak tumbuh di Kabupaten Gayo Lues dan menjadi komoditi andalan. (Foto/Istimewa)

"Tak jarang areal  kebun sere wangi pun ikut terbakar, begitu juga tanaman kebun lain dan  hutan di sekitar. Sekali lagi saya mengimbau untuk menghindari aktifitas  apa pun yang dapat memicu kebakaran kebun dan hutan," kata Muhamamd  Amru.

Melaksanakan Sholat Istiqah

Sementara itu, bupati juga mengimbau masyarakat untuk melaksanakan sholat istiqah, sholat meminta hujan. Jumat pagi tadi, memang dikabarkan kabupaten ini telah diguyur hujan.

"Kita sudah melakukan sholat istiqah secara bersama sama. Kita serukan warga juga di desa-desa melakukan hal yang sama, meminta pertolongan Allah SWT untuk menurunkan hujan," kata Bupati Gayo Lues, H.Muhammad Amru, kepada penulis, Jumat pagi tadi (31/8/2018).

"Beberapa menit lalu saya mendapat informasi, telah turun hujan di Gayo Lues, Alhamdulillah. Tapi saya tidak melihatnya langsung, karena saat ini sedang berada di luar daerah," lanjut Amru melalui pesan WhatsApp. (***)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline