Di zaman kerajaan Aceh, masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda, kawasan Meureudu -- kini ibukota Pidie Jaya, sudah cukup dikenal sebagai negeri penghasil beras. Meureudu bahkan menjadi kawasan istimewa karena bebas dari aturan kerajaan karena menjadi daerah pemasok beras untuk kerajaan Aceh.
Jadi sebenarnya, daerah Pidie Jaya memang sudah sejak lama dikenal karena potensinya di sektor pertanian tanaman pangan, khususnya padi. Memang daerah ini pernah mengalami "paceklik" produksi pangan, sebagai akibat kondisi alam, bencana alam atau akibat serangan hama, namun kemudian bisa bangkit kembali, dan kini bahkan mengalami surplus.
Data terakhir pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya, Aceh, menunjukkan, produksi padi di kabupaten ini dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 dari produksi padi petani sekitar 64.912 ton, tahun 2015 meningkat menjadi 94.651 ton dan pada tahun 2017, produksinya mencapai 100.319 ton.
"Sektor pertanian memang salah satu sektor unggulan di Kabupaten Pidie Jaya. Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman pangan, telah memberi manfaat dan kesejahteraan kepada sebagian besar penduduk di Kabupaten Pidie Jaya," kata Said Mulyadi, SE, MSi kepada penulis yang berkunjung ke Pidie Jaya, pekan lalu.
Said menyebutkan, programnya ke depan, tetap memprioritaskan pengembangan produksi pangan baik beras maupun tanaman pangan lainnya guna memantapkan swasembada pangan. Untuk hasil tanaman padi, Pidie Jaya malah mampu surplus. Kebutuhan untuk konsumsi lokal hanya sekitar 17.000/ton per tahun, sedangkan Pidie Jaya mampu memproduksi sekitar 100.319 ton. Sisanya untuk memenuhi kebutuhan daerah lain di Aceh hingga Sumatera Utara.
Tahun 2016 memang ada penurunan sedikit, akibat kondisi alam (cuaca) yang kurang mendukung, termasuk terjadinya bencana alam gempa di akhir tahun, sehingga produksinya 93.147 ton. Tapi tahun 2017, produksi padi petani bisa ditingkatkan lagi.
"Pak Bupati H.Aiyub Abbas pada tahun-tahun kepemimpinannya bersama saya dulu memang menekankan adanya perbaikan di sektor pertanian. Kami memiliki program pelatihan bagi petani agar mampu meningkatkan produktifitasnya. Petani dilatih tata cara pengolahan lahan, penggunaan alat-alat hingga mesin pertanian," lanjut Said Mulyadi.
Said Mulyadi adalah Wakil Bupati Pidie Jaya yang sedang menjalani cuti karena dia mencalonkan diri lagi maju sebagai calon Wakil Bupati untuk periode 2018 -- 2023. Said kembali akan berpasangan dengan Bupati Pidie Jaya, Aiyub Abbas, yang juga sedang cuti karena pencalonannya untuk periode berikutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpang) Pidie Jaya, drh.Muzakkir Muhammad,MM di ruang kerjanya, pekan lalu menyebutkan, ada sekitar 3.000 pemuda tani yang telah mengikuti pelatihan. Tujuannya untuk menambah skill dan pengetahuan di bidang tanaman pangan (padi, palawija dan hortikultura).
"Program ini memang keinginan pak bupati. Beliau menginginkan agar Pidie Jaya bisa meningkatkan terus produksi pangan, karena 70 persen rakyat di sini adalah petani. Seperti sering diucapkan pak bupati, bila petani sejahtera, maka seluruh rakyat Pidie Jaya akan ikut sejahtera," ujar Muzakkir, menirukan ucapan Bupati Aiyub Abbas.
Luasan Lahan Bertambah