Membangun usaha tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Semua itu butuh proses dan waktu bertahun-tahun. Langkah demi langkah, jatuh - bangun dan segudang masalah, harus dilalui dan diselesaikan untuk meraih sukses. Itulah yang membedakan seorang entrepreneur dengan orang biasa.
[caption id="attachment_358515" align="aligncenter" width="576" caption="Narasumber ketika menyampaikan materi di depan mahasiswa pada Seminar kewirausahaan di Unimed Medan, Rabu 10 September 2014."][/caption]
Begitu intisari dari seminar Kewirausahaan yang di selenggarakan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) di aula Fakultas Ekonomi Unimed, Rabu 10 September 2014. Seminar ini menghadirkan tiga narasumber, yakni; Maskur Abdullah, Direktur Eksekutif Pinbis (Pusat Informasi dan Pengembangan Bisnis) Indonesia, Hendra Arbie, pemilik grup Garuda Plaza Hotel dan Firsal Mutyara, Ketua HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Sumatera Utara. Sedangkan peserta seminar adalah para mahasiwa Unimed yang tertarik untuk menjadi entrepreneur.
[caption id="attachment_358516" align="aligncenter" width="576" caption="Narasumber foto bereng Dekan Fak Ekonomi Unimed beserta staf pengajar usai seminar kewiraushaan"]
[/caption]
Menarik memang pembahasan kewirausahaan di kegiatan ini. Lebih menarik lagi, ketika salah seorang narasumber melontarkan pertanyaan kepada para mahasiswa. Pertanyaanya; siapakah di antara peserta yang berkeinginan menjadi PNS (pegawai negeri sipil)? Tanpa ada komando, hampir seluruh peserta mengangkat tangannya secara bersamaan, untuk mendandakan bahwa mereka ingin menjadi PNS.
Tentu saja kenyataan ini mengundang senyum maklum dari para narasumber. Sebab kenyataannya, tidaklah mudah membangun jiwa kewirausahaan di kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Tidak saja karena hampir semua orang tua berharap anaknya menjadi pegawai, tapi lingkungan masyarakat juga membentuk para lulusan sarjana terobsesi menjadi PNS. PNS masih dianggap profesi yang paling terhormat dan menjanjikan kemakmuran, walau pada kenyataannya tidak lah selalu benar.
Jiwa entrepreneur memang harus dibangun sejak awal. Harus ada kesadaran bahwa menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat tentulah lebih terhormat dan mulia ketimbang menjadi pegawai yang hanya untuk diri sediri. Tapi tentu tidak semua orang berani menekuni profesi yang penuh lika-liku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H