Hari ini, Sabtu 11/06/2022 perjalanan tim Mobile Legends Indonesia ONIC E-Sport harus terhenti di babak penyisihan MSC 2022 setelah kalah dari Tim Falcon asal Myanmar dan imbang dari tim Todak asal Malaysia. ONIC kalah dari segi perolehan poin dimana tim Falcon memperoleh 4 poin, tim Todak memperoleh 2 poin, dan tim ONIC hanya memperoleh 1 poin. Pertandingan ini menggunakan sistem best of 2 dimana yang menang mendapat 3 poin dan yang imbang 1 poin. Sangat amat disayangkan meskipun ONIC sudah berusaha tampil semaksimal mungkin mewakili Indonesia di ajang terbesar se-Asia Tenggara ini, ONIC masih belum bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Namun fans Indonesia tetap mengapresiasi perjuangan yang telah dilakukan oleh tim ONIC, hal ini disampaikan melalui komentar-komentar positif dalam postingan terbaru Instagram ONIC.
Pada pertandingannya melawan tim Falcon siang tadi, tim ONIC menurunkan susunan pemain dengan SANZ sebagai jungler, Drian sebagai midlaner, Kiboy sebagai roamer, CW sebagai goldlaner, dan Butsss sebagai offlaner. Di game pertama, jika dilihat dari draft pick sebenarnya tim ONIC dapat dikatakan masih seimbang dengan milik tim Falcon. Mulai dari early game kedua belah pihak sudah bermain secara agresif, sikap tidak mau mengalah ditunjukkan oleh mereka terutama dalam perebutan objektif.
Pertempuran terus berlangsung sengit, hingga pada akhirnya memasuki fase late game kedua tim saling berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan satu saja kesalahan yang diperbuat dapat berakibat fatal. Dan benar saja pada menit ke 18 saat perebutan Lord, Kagura yang dipakai oleh Tim Falcon berhasil menyelinap ke belakang tim Onic E-sport dan menghancurkan set up Lord yang telah dilakukan tim ONIC sekaligus membabat habis 4 pemainnya. Alhasil tim Falcon langsung membulatkan keputusan untuk mengakhiri game pertama dengan menghancurkan base turret milik ONIC.
Kemudian di game kedua, menurut saya draft pick yang dilakukan oleh tim ONIC kali ini cukup buruk. Dapat dikatakan dari segi laningnya, semua hero milik tim ONIC kalah dari tim Falcon. Terbukti early game yang dijalani tim ONIC tidak semulus game pertama. Pada akhirnya, tim ONIC terbawa oleh permainan tim Falcon dan tidak bisa leluasa bergerak. Tidak berbeda jauh dengan early game, di mid game hingga late game tim ONIC tetap tidak bisa keluar dari tekanan tim Falcon. Semua objektif diambil oleh pihak musuh sehingga tim ONIC kalah jauh dari segi item karena tidak mendapat satupun objektif. Tim ONIC hanya berhasil bertahan sampai menit 12 dan harus mengakui keganasan tim Falcon.
Lanjut pada malam harinya, tim ONIC menghadapi tim Todak dari Malaysia. Dengan susunan pemain yang masih sama, tim ONIC mengerahkan seluruh kemampuannya bagaikan di pertarungan antara hidup dan mati ini. Harapan terakhir yang dimiliki oleh tim ONIC ada di pertandingan ini.
Di game pertama, tim ONIC berhasil memulai early game dengan sangat cantik. Meskipun draft pick antara kedua tim tidak jauh berbeda kekuatannya, tetapi tim ONIC dapat lebih memaksimalkan kemampuan masing-masing hero lebih baik dari tim musuh. Kemudian ketika memasuki mid game, tim ONIC masih bisa mendominasi permainan meskipun tim Todak masih bisa sedikit mengimbanginya dengan mempertahankan turret mereka sehingga kerugian yang mereka alami tidak terlalu dalam.
Pada menit 10 ke atas, tim ONIC mulai sepenuhnya menguasai permainan dengan mendapatkan Lord dan berusaha untuk mengakhiri gamenya dengan menjebol turret satu per satu. Namun usaha yang dilakukan oleh tim ONIC masih dapat ditahan oleh musuh. Padahal tim ONIC sudah mendapatkan Lord hingga dua kali, tetapi pertahanan milik Todak tetap tidak bisa ditembus tim Onic. Kesalahan fatal pun kembali dibuat oleh tim ONIC ketika memasuki menit 20. Inisiasi perang yang dilakukan oleh Franco dengan menangkap seorang Atlas dari tim Todak ternyata menjadi sebuah bencana. Tim ONIC salah ketika melakukan perhitungan dimana ultimate skill yang digunakan Franco tidak efektif karena berhasil digagalkan dengan pasif milik Atlas. Ini berakibat tim Todak langsung membalikkan keadaan dan membuat tim ONIC kewalahan. Dari kesalahan yang dibuat ini membuat tim ONIC hanya menyisakan satu pemain yang tentunya tidak cukup kuat untuk menahan serangan tim Todak yang berusaha mengakhiri gamenya.
Terlihat setelah game pertama, raut wajah tim ONIC sudah berubah menjadi raut wajah kesedihan. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjaga profesionalisme sebagai seorang pemain. Meskipun sudah tidak ada harapan lagi untuk lolos ke playoff, mereka tetap bermain dengan seluruh tenaganya yang tersisa.
Langsung saja masuk game kedua, draft pick yang dimiliki tim ONIC jelas lebih unggul dari tim Todak. Tim ONIC pada kali ini menguasai betul permainan, dari early game, mid game, hingga late game tim ONIC berhasil mendominasi permainan. Meskipun beberapa kali tim Todak mencoba untuk mengambil alih ritme, tetapi usaha mereka masih belum berhasil. Sama seperti game pertama dimana tim ONIC berhasil mendapatkan Lord hingga dua kali, pada kali ini tim ONIC tidak ingin menyia-nyiakan Lord yang kedua dan langsung mengakhiri gamenya.
Hasil imbang ini merupakan kebahagiaan bagi tim Todak, akan tetapi lain halnya bagi tim ONIC. Hal ini karena sebelumnya tim Todak berhasil imbang juga melawan tim Falcon sehingga mendapatkan 2 poin. Kesedihan dan rasa penyesalan mereka tidak dapat disembunyikan lagi karena tidak dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia Tenggara. Namun masih ada satu lagi perwakilan Indoneisa, yakni tim RRQ yang akan berlaga besok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H