Lihat ke Halaman Asli

Dilarang Protes.....!! (Behind the Scene)

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berawal dari tergelitiknya rasa Nasionalisme saya ketika membaca terbitan harian KOMPAS pada sekitar bulan Agustus 2007 yang setiap hari memuat kutipan "Nasionalisme menurut saya" ( Kutipannya Bisa dibaca dibawah catatan ini , atau Klik http://aryaperdhana.blogspot.com/2007/08/nasionalisme-tak-sekedar-upacara.html ) saya ingin melakukan sesuatu untuk Negeri ini. Ide awal, saya ingin mengadakan acara Ulang Tahun Bersama terbesar pada bulan November 2008 dengan peserta terbanyak yang berasal dari seluruh Dunia, di Yogyakarta ( karena saya berdomisili di Yogyakarta sejak Juni 2006 ) namun akhirnya batal dan hingga kini belum terlaksana karena kendala waktu dan biaya. Disaat Indonesia akan merayakan Kemerdekaannya yang ke 64, tepatnya 17 Agustus 2009, stasiun Metro TV dan beberapa stasiun TV lainnya seakan berlomba-lomba untuk membuat liputan tentang aksi anak Bangsa yang ingin menunjukkan Nasionalisme-nya, dan secara tulus saya setuju serta kagum dengan semua niat mereka meskipun jika dengan kacamata negatif, terkesan ada egoisme antar anak Bangsa yang enggan kalah sama yang lain. Fastabiqul Khoirot ( "Berlomba-lomba dalam kebajikan ) khan boleh??! Tayangan TV, liputan media cetak, dan aksi anak Bangsa disekeliling saya pada saat itu membuat tekad saya untuk berbuat sesuatu bagi Bangsa, semakin tinggi. Maka melalui media Facebook, sejak tanggal 17 Agustus 2009, saya berencana membuat rekor berupa Status yang senada pada Facebook selama 365 hari / Satu Tahun tanpa putus. Usaha pertama itu gagal karena pada bulan ketiga, tepatnya 27 November 2009, saya sibuk ikut melakukan kegiatan penyembelihan Qurban di Masjid Karangkajen, tempat Sang Pencerah ( KHA Dahlan, pendiri Muhammadiyah ) dimakamkan. Saat itu saya lupa tidak meng-update Status tersebut.....karena saat saya ingat, ternyata sudah masuk hari Sabtu 28 November 2009 pukul 00:03 WIB. Sepertinya sepele, hanya tinggal Copy Paste Status di Facebook...namun setelah saya menjalani....dibutuhkan keuletan, tekad yang kuat, konsistensi, dan menghadapi banyak godaan seperti "cibiran" dari kawan-kawan yang entah becanda atau serius bilang gak suka dan sebagainya. Alhamdulillah hingga saat ini saya telah memasuki hari ke 281/365 , tinggal / masih kurang 84hari lagi untuk mencapai ambisi Satu Tahun Update Status dengan isi yang senada!!! Semoga setelah membaca alasan/ sesuatu yang melatar belakangi aksi saya melalui Facebook ini, anda yang membaca bisa memberi dukungan, atau malah memiliki ide lain untuk dilakukan, yang pada akhirnya diniati demi memicu Nasionalisme  Anak Bangsa agar yakin bahwa sebenarnya INDONESIA MAMPU, INDONESIA BISA!! Saya ingin mengajak anda semua, untuk bisa menghargai sekecil apapun aksi anak Bangsa Indonesia yang dilandasi niat untuk mengekspresikan Nasionalisme mereka. Saya juga ingin menyatakan bahwa ternyata Menang tanpa merendahkan itu sangat elegan, jadi saya ingin memulai dari diri saya sendiri untuk tidak akan merendahkan orang lain, apapun prestasinya. Inilah Status dan komentar saya yang telah 280 hari senantiasa saya Copy Paste!! Bagian yang dicetak tebal tidak pernah berubah, sedangkan untuk komentar yang berkaitan dengan status, ada beberapa penambahan walau minimal masih mirip ( bagian yang dicetak miring ) DILARANGPROTES!!!GUE MAU BIKIN REKOR DUNIA BERUPA Status fb yang senada selama 1 Tahun berturut-turut!!! TERBUKTI KALAU KITA MAU,REKOR DUNIA YANG TAKMAMPU DIPECAHKAN OLEH AMERIKA,JUSTRU BISA DIBUAT OLEH INDONESIA!! *TANGGAL16AGUSTUS 2009,SEKITAR 2818 PENYELAM MENCATAT REKOR DUNIA MENYELAM BERSAMA TERBANYAK DIDEKAT BUNAKEN,SULAWESI,DILANJUT UPACARA 17-AN DITEMPAT YG SAMA PADA 17 AGUSTUS 2009. LALU TGL 17 AGUSTUS 2009 PARA PEMANJAT TEBING+PENYUSUR GUA PROFESIONAL SUKSES MENGIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH DARI KEDALAMAN 90METER DIBAWAH PERMUKAAN TANAH GUNUNGKIDUL-JOGJA,ADA JUGA YG MELAKUKAN HAL SEJENIS DIACEH,PAMENGPEUK,SULAWESI,BROMO,SEMERU,RUSIA DAN TEMPAT LAINNYA,DENGAN CATATAN REKOR MASING2 YANG JUGA MENAKJUBKAN. KUMAU BIKIN REKOR NGULANG STATUS INI SETAHUN PENUH!! AKU JUGA SEDANG MENCARI SPONSOR YG MAU MENDUKUNGKU AGAR TERCATAT DI BUKU REKOR DUNIA DAN BUKU SEJARAH SEBAGAI PEMILIK RUMAH MEWAH GRATIS LENGKAP DENGAN MOBIL MEWAH GRATIS BESERTA PERABOTAN MEWAH YANG GRATIS,PUNYA TIKET PESAWAT DAN ANGKUTAN LAEN GRATIS PLUS VOUCHER UNTUK NGINAP GRATIS DIHOTEL MEWAH SELURUH DUNIA YANG BERLAKU SEUMUR HIDUP,DAN DAPAT JATAH MAC+BB TERBARU TIAP VENDORNYA LAUNCHING TIPE BARU! POKOKNYA MAU NGAPAIN AJA NGGAK PERLU BAYAR!! BIAR GRATIS ASAL SOMBONG! Duapuluh tahun lalu, hampir setiap pagi kuterbangun sebelum Jam 4 pagi, untuk mendengarkan Radio Australia Siaran Indonesia di Radio SW ( Gelombang Pendek ) yang suaranya timbul tenggelam. Kini,kumasih kuterbangun sebelum Jam 4 pagi, untuk siap2 siaran Pagi!! Dulu kubayangkan jadi penyiar Radio di Australia.....Enaknyaaaa....... Dan saat itupun, akhir tahun 1980-an, aku gakterlalu antusias membaca koran karena berita beritanya kalah seru dari berita di RASI, BBC London, NHK Radio, Deutche Welle, dll Sekarang, bule2 Australia pada nunggu siaran pagiku....... Pasti mereka membayangkan enaknya jadi penyiar Radio di Indonesia..... ((-: Yang pasti, aku telah membuktikan bahwa apa yang ada dibenak kita akan menyusun konsep masadepan kita Alam bawah sadar kita menuntun kita untuk mewujudkan impian kita Nah, kalo sekarang aku melanjutkan berandai andai lagi..... Kalau aku jadi Presiden negeri ini, gak ada hasil tambang yang akan kuijinkan dihisap asing untuk kepentingan mereka!! Kalau aku jadi Presiden negeri ini, akan kukerahkan para ahli cendekia untuk menghasilkan produk dalam negeri terhebat, mulai dari panci, jarum jahit, Handphone, motor hingga pesawat terbang, biar negeri ini gak dibanjiri produk impor!! Kalau aku jadi Presiden negeri ini, gak akan kubiarkan Rakyatnya berjiwa inferior...mengagumi hasil pikir orang asing!! Kalau aku jadi Presiden negeri ini, akan kubikin kroni-kroniku malu kalo pake Produk asing!! Kalau aku jadi Presiden negeri ini, akan kusemangati penjual Sop Conro, Es Palubutung, Nasi jenggo, lawar Bali, untuk ekspansi lapak ke Davos, Copenhagen, Leipzig, Hollywood, dll Kalau aku jadi Presiden negeri ini, akan kuhukum mati menteri dan pejabat yang kerjanya omong doang...apalagi berbohong kepada Rakyat Kalau aku jadi Presiden negeri ini, siapa yang mau jadi rakyat?!! Ah...bodho amat!! Namanya juga kalau!!? Hahaha... Okay, jangan bersembunyi dibalik kata "gakpunya modal" dan sejenisnya!! Percayalah,yg sangat teramat penting adalah: Mindset!! Mindset!!! http://m.detik.com/read/2011/02/02/162059/1559157/68/kiat-sukses-suryo-sulisto-jadi-milyuner-setelah-31-tahun?nhl Per  12 Mei 2011 : Hari ke 283.........82 hari lagi... Kalimat kalimat diatas, memang tidak sempurna, tidak seindah karya pujangga dan tidak se heroik orator politisi,namun pada saat memutuskan rangkaian kalimat tersebut sebagai Status saya yang akan selalu di Copy Paste tiap hari, sepertinya itulah kalimat yang paling oke menurut saya. Terselip kalimat seenaknya, dengan tendensi bercanda....namun sebenarnya kalimat kalimat tersebut adalah serius....seserius keinginan saya untuk bisa mewujudkan mimpi..... Dibawah ini adalah kutipan Harian Kompas terbitan Agustus 2007 yang saya sampaikan diatas catatan ini. 17.8.07 Nasionalisme Tak Sekedar Upacara Kawan, nasionalisme tak sekedar pekik merdeka. Pun, tak sekedar upacara. Apa arti nasionalisme bagi kalian? Harian KOMPAS terbitan Kamis, 16 Agustus 2007, memuat 62 pesan pendek (SMS) dari para pembacanya, yang berisi apa yang mereka lakukan sebagai bentuk nasionalisme terhadap negeri tercinta, Indonesia. Saya kutipkan beberapa pesan yang menurut saya menarik. "Dulu, selama 3 tahun. selain kuliah di UGM aku membantu jadi guru Bahasa Inggris di SD Jatisari Sleman tanpa dibayar. Aku tak mau kemiskinan struktural membelenggu murid-muridku untuk maju" Thomas, 31 tahun, Semarang "Walaupun aku gak bisa nerusin sekolah SMA dan sekarang bekerja tapi aku akan berusaha belajar dari media apapun yang bisa membuat aku tidak bodoh" Rastikawati, 18 tahun, Jakarta "Saya terjun ke kelompok-kelompok tani utk penyuluhan Pertanian ORGANIK. Mendorong untuk bertani scr ramah lingkungan, non-kimia, menyehatkan dan mampu brdaulat scr pangan. Menyadarkan petani semata-mata utk tdk menjadi obyek produk perusahaan trans-nasional. Ini nasionalismeku!" Gons, 30 tahun, Pematangsiantar "Gue cuma pake 6 gayung skali mandi. Kalo keramas, nambah 2 gayung. Ini bentuk nasionalisme gw demi menjaga lingkungan Indonesia, apalagi nggak semua orang di Indonesia punya akses terhadap air bersih" Svetlana, 19 tahun, Yogyakarta Gw cinta budaya Indonesia! Sampe skarang gw masih suka maenin permainan 'asli Indonesia' seperti bekel, congklak, gw pikir permainan indonesia bener ga ada matinya. Sampai sekarang permainan kayak gitu tetap seru, itu dia yg bikin gw cinta indonesia" Gracia, 16 tahun, Jakarta Dengan bersepeda ke kantor walau 2x seminggu dan selalu memanfaatkan kertas bekas di kantor dapat membuat bumi Indonesia lebih sehat, ini nasionalisme gw." Petrus Simanjuntak, 27 tahun, Bekasi "'Pemulung' itulah sebutan yg dilontarkan teman-teman utk saya. Karena saya sering memungut sampah dimanapun ebrada. Tak jarang saku saya tebal, bkn krn uang banyak, tapi krn penuh dengan bungkus permen. Inilah expresi nasionalisme saya!" M. Sholich Mubarok, 21 tahun, Demak "Tugasku menjaga kerapihan barisan setiap hari Senin dan membuat kelas selalu tertib adalah bagian dari nasionalisme juga kan?" Muhammad Rifky Ramadhani, 7,5 tahun, Depok "Bikin kursus komputer gratis bagi anak SD, SMP, biar generasi kita melek teknologi" Adja Djadja, 39 tahun, Bandung "Saya dirikan LKM khusus untuk KK miskin dengan modal sendiri. Memberikan pinjaman berupa sepasang kambing untuk 47 KK miskin dengan target 800 KK miskin dalam 6 bulan dengan sistim bagi hasil 70-30." Mulyadi, 29 tahun, Kabupaten Limapuluh Kota "Temenku ada yg suka banget borong buku murah kalo lagi ada pameran buku, dan ternyata bukan buat dia, tapi buat dikirim ke para TKW di luar negeri sono, biar merka tetep melek informasi. Nasionalis banget yach!" Indira Primasari, 22 tahun, Yogyakarta "Kalo aku, sebisa mungkin selalu baca koran, mengikuti berita tv, radio, media online, terutama berita nasional, meskipun gak setiap hari. karena menurut aku sbagai generasi penerus, kita harus tahu dan peka terhadap situasi & kondisi bangsa." Nurlinda Komala, 20 tahun, Sukabumi "Aku terus menabung agar aku bisa jadi sarjana hukum, biar di negeriku tak lagi ada jual beli hukum." Imam Subkhi, 23 tahun, Brebes "Aku selalu pilih produksi dalam negeri daripada barang impor" Y. Soenaryo, 62 tahun, Yogyakarta "Waktu kusi perut di angkringan "JoZZ", tiba-tiba ada pengamen dan aku request lagu. "Ayo mas...kita nyanyi Indonesia Raya aja!!" dan akhirnya lagu heroik selama 62 tahun itu kita nyanyiin dengan lantang di tengah hiruk-pikuk angkringan di sudut Jogja. Ini pasti nasionalisme." Gabriela L.D. Swastika, 18 tahun, Yogyakarta "Nasionalisme adalah orang yang punya kesempatan besar memperkaya diri lewat korupsi tetapi tidak melakukannya. Sebagian orang bilang ini bodoh, saya bilang ini nasionalisme." Andoko, 46 tahun, Jakarta "Saya akan berkata DUNIA HIBURAN bukan DUNIA ENTERTAIN. Akan berujar AMAT PENTING bukan IMPORTANT BANGET. Akan mengaku SUNGGUH TERTARIK bukannya INTEREST SEKALI. Akan malu, jika terus membuat telinga Bapak/Ibu gatal-gatal." Maria Pade Rohana, 23 tahun, Jakarta "Kami sering berkirim e-mail dengan orang-orang dari seluruh dunia. Bisa berbicara dengan mereka dan menceritakan bahwa masyarakat Indonesia ramah, bermartabat, berbudaya, dan cerdas, sudah merupakan bentuk dari nasionalisme kami yang terealisasi." Sodiqa & Strida, 18 tahun, Tangerang "Gak usah muluk-muluk bicara soal nasionalisme. Aku kerja bakti RT seminggu sekali, ronda dua kali sebulan dan peduli sama tetangga kiri-kanan, depan-belakang. Itu nasionalisme banget menurut aku." Wempy Rustikana, 39 tahun, Cirebon "Tak perlu menjadi orang Belanda, orang New York, atau band U2. Cukup menjadi diri sendiri." Diki Satya, 32 tahun, Jakarta "Ketika gue bersama suporter lain berjuang antri tiket bola selama 5 jam desak-desakan di terik matahari, sampai ada yang menginap di halte bus, ada yang terluka. Ketika lagu INDONESIA RAYA berkumandang kami bernyanyi bersama disertai air mata, tepuk tangan dan berteriak sekeras-kerasnya." Roberto Tambunan, 22 tahun, Tangerang Kadang, saya jadi malu. Apa yang sudah saya berikan kepada Indonesia, ya? Bukan bermaksud riya' kalau saya bilang bahwa berusaha sekuat tenaga tidak berucap "secara" dalam konteks yang tidak tepat, tidak mencontek waktu ujian (dari semester 2), dan menonton partai Indonesia vs Korsel untuk kemudian menyanyikan Indonesia Raya dengan rasa bangga dan dada bergetar, serta menjadi suporter yang baik dengan tidak berbuat rusuh. SELAMAT ULANG TAHUN INDONESIAKU!!! *) Diarsipkan dalam Catatan Facebook : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150181024607560

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline