Ada apa dengan Gejayan memanggil ? Kabar-kabari di medsos, akan ada gerakan mahasiswa di Gejayan. Tadinya, sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Jogja, saya agak terkejut, mengapa yang dipilih Gejayan bukan Bulak Sumur ? Sahabat saya Kompasianer Ki Teguh Gurun Suprayogi memposting tentang Gejayan Memanggil ini. Infromasi dari Ki Teguh Gurun Suprayogi itu, membuat saya baru ngeh.
Ternyata Gejayan sangat lekat dengan gerakan mahasiswa pada reformasi 98. Di jalan Gejayan, yang berada di daerah Gejayan, itulah pada tahun 98 terjadi gerakan mahasiswa. Kebetulan ada korban jiwa dari seorang mahasiswa yang bernama Moses Gatutkaca. Bahkan saat ini jalan Gejayan tersebut telah diganti nama dengan jalan Moses Gatutkaca.
Sejarah Gejayan yang luar biasa, itulah, mungkin yang membuat gerakan mahasiswa kembali akan digelar di sana, bukan di Bunderan Kampus Biru. Namun para mahasiswa Kampus Biru, yang dulu melakukan aksi, atau yang saat ini sudah mempunyai posisi, ikut aktif menyebarluaskan rencana aksi di Gejayan. Tagar Gejayan Memanggil pun menjadi trending topic sampai minggu malam.
Gejayan memanggil diperkirakan akan menyedot perhatian masyarakat banyak, walaupun sudah terjadi penggembosan terhadap gerakan mahasiswa Gejayan Memanggil tersebut. Munculnya informasi mengenai tudingan aksi Gejayan Memanggil tersebut disusupi kelompok HTI, PKS, dapat menjadi indikasi adanya upaya penggembosan tersebut.
Tentu saja rencana aksi Gejayan Memanggil tetap akan dilaksanakan. Tudingan miring selalu muncul pada aksi aksi masyarakat yang ingin menyatakan pendapat. Hal tersebut juga muncul pada aksi damai umat Islam 212. Mungkinkah Gejayan Memanggil akan menjadi saksi sejarah seperti pada masa lalu ?
Memang ada pertanyaan besar, yang masih menganga ?
Apakah Jogja masih istimewa ?
Reformasi 98 memberikan panggung kepada 4 tokoh reformasi Amien Rais, Gus Dur, Mega dan Sultan Jogja. Boleh dikatakan bahwa peran Sultan Jogja pada reformasi 98, mendorong Jogja masih istimewa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H