Putaran akhir kampanye nasional pada pesta demokrasi Pilpres telah berakhir. Sebelum kampanye Plipres berakhir yang ditutup dengan Debat Capres V, JokoWi telah memutihkan GBK.
JokoWi seakan tidak ingin kalah meriah dengan Prabowo yang telah melakukan kampanye besar di GBK sebelumnya. Kampanye JokoWi di GBK bahkan sudah mulai dipersiapkan begitu kampanye Prabowo di GBK berakhir.
Namun pada saat JokoWi mempersiakan kampanye di GBK, Prabowo justru mendapat rahmat yang luar biasa besar, dari kampanye besar dan hebatnya di GBK. Hal yang tentu saja sulit akan diterima JokoWi, karena masa kampanye telah berakhir. Bisa jadi itu blessing in disgues bagi Prabowo.
JokoWi menyiapkan pukulan terakhirnya pada kampanye GBK dengan nyanyian. Prabowo justru mendapat dukungan dari tokoh tokoh hebat setelah kegiatan tahajud dan sholat subuh berjamaah di GBK.
Dari Sultan Jogja yang memberi pesan Jaga NKRI, Pancasila dan Keberagaman, kepada Prabowo, sampai tetesan air mata Prabowo saat didoakan UAS. Ada hal yang tersirat dari pesan Sultan Jogja kepada Prabowo, karena Prabowo saat ini, tidak mempunyai kekuatan untuk melaksanakan pesan Sultan Jogja tersebut. Prabowo bukan orang berkuasa. Prabowo baru paslon pada Pilpres 2019.
Ada tetesan air mata Prabowo, membuat banyak orang meleleh dari ubun-ubn sampai ke dalam dada. Bagaimana mungkin ? Bagaimana bisa ? Jenderal yang dianggap gampang marah itu menangis didoakan UAS ? Air mata Prabowo diyakini akan membuat air mata banyak orang mengalir dari pipi, bagai mata air. Mata air itu akan seakan tak terbendung. Bergabung menjadi sungai dan akan bermuara di lautan besar. Lautan besar suara untuk Prabowo di TPS.
Tidak heran kalau lalu ada serangan tidak wajar kepada UAS. Dari serangan UAS dianggap memecah belah umat, Ulama datangi Umara, sampai fitnah daur ulang WAG. UAS dukung Prabowo dianggap memecah belah umat. UAS harusnya netral. UAS sebagai Ulama kok mendatangi Umara, tidak elok itu dilakukan. Fitnah pu harus dilakukan melalui akun paslon 02.
Heran juga kadang sama kawan.
Masak sih, UAS dukung ke Prabowo, dianggap memecah belah umat.
UAS datangi Prabowo, dibilang sebagai Ulama kok mendatangi Umara.
Lho memang Prabowo itu penguasa ???
Kalau masalah fitnah terhadap UAS, itu boleh jadi daur ulang pola WAG. Insya Allah tidak akan laku.
UAS itu beda.
Datangi Prabowo membawa amanah ustads ustads suci.
Datangi Prabowo dengan pesan kalau besuk berhasil jadi Presiden, jangan kasih UAS jabatan, bahkan jangan undang UAS ke istana.