Ketika "The Lord of The Ring Team" Terpuruk!
City bukan lagi mengalami masalah rumit. Namun jauh lebih dari itu, City sedang mengalami masalah sulit. Liverpool sudah lepas dari masalah sulit ketika harus kalah dari Chelsea di Qarabao Cup. Liverpool juga pernah kalah dari Napoli dan PSG di Liga Champions. Spurs juga sempat menurun justru setelah menang pada laga tandang ke Old Trafford, kandang MU. Spurs juga mengalami masa sulit ketika harus kalah dari Inter pada matchday1 laga fase group Liga Champions. Namun baik Liverpool dan Spurs saat ini sedang menikmati laju impresif setelah mengalami masa sulit. Bagaimana dengan City ?
City harus memulai dari awal lagi. Laju impresif City membuat pasukan 'The Lord of The Ring Team" mungkin lupa diri. Di lapangan semua bisa terjadi. City bisa jadi menganggap lawan berat City di Litga Primer Inggris adalah Liverpool. Begitu City dapat mengatasi Liverpool di Anfield Stadium, kandang Liverpool, dengan menahan Liverpool sehingga pertadingan berakhir seri, City sudah merasa dapat mengatasi semua klub yang ada di Liga Primer Inggris.
"The Lord of The Ring Team" ini menganggap bahwa Liverpoollah yang mampu menghentikan laju impresif City pada musim lalu. Tidak kalah dari Liverpool di laga tandang, menjadi bunga yang membawa skuad City terbang mimpi ke langit. Apalagi City mampu bertengger di puncak klasemen relatif selama 2 bulan, Oktober dan Nopember. Lolosnya City ke Liga Champions juga relatif lebih smooth dari pada Liverpool yang harus berjuang hidup dan mati, untuk mengalahkan Napoli. Masih ditambah lagi hasil drawing babak 16 besar yang realtif juga menguntungkan City dari pada Liverpool.
Hasil hasil positif City itu, mungkin lalu membuat skuad City terlena. Chelsea yang dihadapi pada laga Community Shield sudah beda dengan Chelsea yang harus dihadapi City pada laga di Liga Primer Inggris. Masih ditambah lagi, kewaspadaan Sarri yang tidak menerapkan Magic Sarri ball secara lugas, namun memodifikasi dengan pola pragmatisme dinamis yang juga diperagakan Klopp saat menundukkan City pada musim lalu. Melawan City tidak mungkin menggunakan pola menyerang yang sama, walau pun hal itu menjadi andalan Sarri sejak menangani Chelsea. Operan-operan panjang yang biasanya diperagakan Chelsea dengan Magic Sarri ballnya seakan berganti dengan disiplin pertahanan yang tinggi dan mencoba membuat serangan balik cepat.
Laga Chelsea lawan City yang diharapkan merupakan pertarungan Magic Sarri ball dengan Tiki Taka tidak muncul. Sarri sadar bahwa melawan City harus menggunakan pola David lawan Goliath. Masih ditambah lagi aksi aksi seniman bola Hazard. Begitu gol Chelsea tercipta ke gawang City dengan didahului aksi individu Hazard dan kegesitan Kante, maka sebetulnya sudah boleh dikatakan City diambang kekalahan dari Chelsea.
Pengalaman buruk ketika City ditahan seri LC pada laga perempat final Qarabao Cup yang kemudian berhasil meloloskan City ke semi final dengan adu pinalti, seharusnya sudah menjadi warning, bagi City. Namun karena City kemudian justru mengalami kekalahan dari Crystal Palace, membuat City merosot dari jalur keperkasaannya. "The Lord Team" seperti terkena "Ring". Apalagi City harus mengalami kekalahan lagi dengan LC, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa "The Lord of The Ring Team" sedang terpuruk.
Harapan City kepada Arsenal untuk dapat menahan laju impresif Liverpool, pada akhir tahun mungkin saja bisa kandas. Karena Arsenal juga masih mengalami inkonsistensi. Laju impresif Arsenal ketika menag saat menjamu Burnley, terhenti di kandang Brighton. Walau pun Aubameyang masih berhasil mencetak satu gol, sehingga masih tetap sebagai Top Skorer di Liga Primer Inggris.
Bahkan City belum tentu dapat berbuat banyak pada saat nanti menjalani laga kandang, menjamu Liverpool pada awal tahun. Apalagi City harus bertandang ke kandang Soton pada akhir tahun. Situasi dan kondisi City ini, merupakan suatu hal yang wajar terjadi di Liga Primer Inggris. Pada musim lalu setelah Liverpool mampu mengalahkan City, Klopp bahkan menyatakan itu suatu peristiwa yang belum tentu terjadi 20 tahun lagi. Euforia kemenangan sering melanda saat dapat mengalahkan klub yang kuat. Namun di akhir musim Klopp hanya mampu mebawa Liverpool di the big four Liga Primer Inggris.
Memang Klopp sempat membuat publik sepakbola Inggris dan dunai bersemangat untuk meraoih Juara Liga Champions musim lalu. Namun ternyata semangat besar yang dibawa Klopp hanya menghasilkan antiklimaks di laga final Liga Champions. Liverpool ditundukkan Madrid dengan sangat mengenaskan. Insiden Mo Salah dengan Ramos membuat semua skenario berubah.
Mo Salah pun harus meunggu cukup lama untuk dapat bangkit kembali, setelah insiden parahnya dengan Ramos itu. Akankah City juga harus menunggu lama baru bisa sembuh atau bangkit dari keterpurukannya. Segera kembali ke "The Lord of The Ring Team" City, masih banyak harapan di depan yang dapat dicapai. Jangan biarkan "The Lord" terkurung "The Ring" keterpurukan. Tidak usah pikirkan lagi tropi Juara Liga Primer Inggris, City, tapi segelah bangkit!