Lihat ke Halaman Asli

MJK Riau

Pangsiunan

Safir Dinda

Diperbarui: 11 September 2018   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://m.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/18/06/28/pb0xfh335-mahasiswa-ugm-rintis-bisnis-sabun-kefir-untuk-kecantikan

sebelumnya

Safir Dinda

Melihat Mahesa dari jauh sudah memanggil-manggil namanya, segera Ratih membisikkan sesuatu kepada Derna. Nampak setelah Derna mendengar bisikan dari Ratih, Derna menganggukkan kepalanya berkali-kali. Ratih sudah berpikir, nanti pasti Mahesa pasti akan ikut nyebur ke dalam kolam. Sementara Cecep dan Derna bukan hanya suka terkena tumpahan air bak air mancur besar, tetapi mereka berdua juga suka bolak-balik ke terowongan untuk meluncur ke kolam. Benar saja, belum lama setelah ratih membisikan sesuatu ke Derna, Mahesa sudah ikut nyebur ke kolam mendekati mereka.

Sementara Mami Dinda, tanpa sadar telah digeret Derna cucunya, untuk dibawa ikut nyebur ke dalam kolam. Tentu saja Mami Dinda sulit menolak ajakan cucu perempuannya, Derna, anak kandung Ratih. jadilah mereka nyebur kolam bersama-sama ratih Joachim Kun, Cecep, Derna, Mahesa dan mami Dinda. Melihat hal itu Pak edy hanya dapat tersenyum simpul. Memang tadinya Mahesa sempat mengajak Pak Edy untuk ikut sekalian nyebur ke dalam kolam. Namun Pak Edy menolak secara halus ajakan Mahesa, dengan cara menggoyang-goyangkan tangan kanannya  berkali-kali. Melihat hal itu, Mahesa pun tidak begitu memaksa Pak Edy untuk ikut nyebur ke dalam kolam, karena Mahesa pun lalu disibukkan dengan usahanya untuk bersenang-senang dengan Ratih. Walau pun begitu Mahesa masih tetap menjaga kesopanan, karena walau pun Cecep dan Derna sering ke luar masuk terowongan, tetapi Mami Dinda masih berada di dekat Mahesa dan Ratih.    

Setelah puas bermain air, kemudian Ratih berinisiatif untuk mengajak makan dan minum di resto. Tentu saja Ratih melihat Pak Edy termenung, Ratih menjadi tidak enak hati. Akhirnya mereka pun memesan meja makan yang cukup untuk makan berenam. Namun kemudian Ratih meninggalkan meja makan itu, karena mau mandi dan bersih-bersih dulu. Pak Edy pun hanya  duduk termangu menunggu. Memang Pak Edy sempat memperhatikan wajah cantik Mami Dinda dari jauh, karena Mami Dinda langsung menuju ruangan untuk mandi. Sepintas pandangan mata Pak Edy akan bertemu dengan pandangan mata Mami Dinda, namun kemudian Pak Edy menundukkan pandangannya. 

Ada pun Cecep dan Derna masih duduk menunggu pesanan, karena mereka sudah lapar. Sebelum beranjak ke kamar mandi, Ratih memang menitipkan ke dua anaknya kepada Mahesa dan Pak Edy. Saat Ratih mau menuju ke kamar mandi, Ratih sempat mendengar Cecep dan Derna bertanya mengenai salatiga kepada Mahesa. Tapi Ratih berpikir, mungkin Cecep dan Derna bergurau.

"Om Mahesa, bagaimana kalau habis dari TMII ini,  kita pergi ke Kopeng, Salatiga ? Katanya udara di sana sejuk segar Om." kata Derna.

"Betul Om Mahesa, ke Kopeng kita yuuuuk." tambah Cecep.

"Kopeng ? Sebentar." jawab Mahesa, sambil melihat ke arah Pak Edy.

"Bisa bantu saya antar ke Kopeng, Pak Edy.

Pak Edy, please, tolong bantu saya," bisik Mahesa, sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Pak Edy.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline