Lihat ke Halaman Asli

MJK Riau

Pangsiunan

Terharu Lihat Ending Sorot Lampu Itu

Diperbarui: 11 Oktober 2016   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc.pri

Apa boleh buat, memang bintang film itu cantik. Termasuk melihat, bagaimana mereka, kaum muda mudi di barat itu, ngobrol, janjian makan malam. Namun tiba-tiba adegan itu menjadi tegang. Kita seperti dibawa oleh si pemuda untuk menemukan sebuah nilai. Ya. Sebuah nilai perjuangan. Dia. Pemuda dalam film itu, merasa terpanggil. Keputusan yang tidak mudah, karena harus mengajak kawan kawannya, untuk melakukan tugas berat. 

Kemudian ada adegan kesibukan yang sangat tinggi di sebuah kapal besar di laut. Beberapa adegan plot cerita terputus, karena konsentrasi ingin mengambil fokus kapan si pemeran cantik itu muncul lagi. Kondisi sudah begitu mencemaskan ketika jalan cerita, kapal besar di tengah laut tersebut, rusak karena hantaman gelombang. Ada usaha dari para pekerja kapal bahkan hanya melalui komunikasi dengan  mulut ke mulut dari bagian atas kapal sampai bagian bawah yang mengatur jalannya kapal. Ketegangan nampak begitu tinggi, jauh dari salam pramuka, walaupun yang dilakukan sama. Kompak dalam situasi mencekam. Si Pengatur jalannya kapal besar, sangat tegas dengan perhitungan, tidak mau percaya dengan keberuntungan.

"Tidak ada keberuntungan dalam hidup ini. Hasil dari usahalah, yang bisa membawa kita selamat dalam musibah ini." 

Kira-kira begitulah pegangan nilai dari Si Pengatur jalannya kapal besar.

Di sisi lain, si pemuda dengan perahu kecil mencoba menembus lautan.

Beberapa saat sebelum masuk ke dalam badai, ada kawannya bertanya:

"Kita sudah sejauh ini. Namun masih selalu ada jalan kembali. Bahaya di depan bisa tidak terkendali. Tetapi kalau memang hanya dengan nyali, kami tetap akan setia mendampingi."

Kira kira begitulah pernyataan salah seorang teman dari pemuda itu, yang melihat bahaya besar jika akan melanjutkan misi.

"Keberuntungan akan selalu ada, pada setiap pilihan jalan yang terpuji. Ini wilayah kita. Laut ini sudah kita kenal. Tugas kita memang di sini. Orang orang itu perlu pertolongan kita. Mari kita bulatkan tekad, melanjutkan misi terpuji ini."

Kira kira begitulah nilai yang ditawarkan si pemuda.

Terdapat dua perbedaan antara nilai si pengatur kapal besar dengan si pemuda penolong dengan kapal kecil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline