"Lima"
"Kau ragu Adhie ?"
"Sama sekali tidak"
Lima sangat bersemangat berangkat ke Singapura. Lima melihat orang-orang juga begitu. Ada anak gadis yang kebetulan berangkat bersama mereka, bahkan asyik berfoto di pelabuhan. Sepertinya dia ingin selfi dan digunakannya sebagai saksi kalau dia sudah pernah pergi ke Singapura. Lima berbisik kepada Adhie, kita ikuti dia yuk. Adhieyasa mengangguk setuju. Lima dan Adhieyasa mengikuti gerak gerik gadis itu dari kejauhan, tanpa gadis itu ketahui.
"Adhie, ingat, ya. Kita akan menikah di Sangapura. Lima hanya ingin melihat kebahagaiaan gadis itu, bukan ingin memberikan kesempatan Adhie untuk melihat gadis itu. Ingat Adhie, ganteng."
Adhieyasa hanya bisa diam membisu. Adhieyasa mengikuti saja keinginan Lima. Sudah terlalu lama Adhieyasa berharap dapat berdua bersama Lima. Adhieyasa juga ingin segera menikah dengan Lima. Tetapi menikah di Singapura, apa sebetulnya yang ada dalam pikiran Lima sebetulnya. Adhieyasa sebetulnya sangat bingung dengan keinginan Lima, tetapi Adhieyasa sadar, bahwa kondisi hati Lima pasti sedang rapuh setelah kegagalan pernikahannya dengan Andro. Adhieyasa sendiri waktu itu hanya dapat melihat Lima dari jauh. Adhieyasa tahu bahwa Lima bukan wanita yang mudah didekati. Tetapi Adhieyasa tahu, Lima seorang wanita yang mandiri dan dapat mengambil keputusan yang tepat, pada saat yang paling genting sekalipun. Mungkin karena Lima sudah memahami rukun iman yang 6 itu. Bahwa dalam menjalani kehidupan ini, harus punya landasan yang kuat.
Pemahaman Lima terhadap rukun iman yang 6 itu, tercermin dari saat Lima memilih angka pada saat mereka berada di pantai berpasir di Rupat. Ketika Adhieyasa memilih angka 5 dengan tujuan untuk mengingat nama Lima serta memberikan kesaksian bahwa mereka berdua adalah seorang muslim yang harus mengamalkan rukun islam yang 5 itu, ternyata kemudian Lima memilih angka 6 ketika Adhieyasa meminta Lima menuliskannya di pasir pantai Rupat. Rukun Iman dapat membimbing seseorang terhadap pelaksanaan kehidupan sehari-hari, baik pada saat mendapatkan kebahagiaan, ataupun pada saat tertimpa musibah. Hanya dengan pemahaman terhadap kepercayaan sebagai makhluk dan mempercayai adanya rukun iman yang 6 itulah, maka seseorang dapat mampu mengatasi kesulitan, hambatan ataupun tantangan yang dihadapi, termasuk juga dapat meningkatkan semangat kalau mendapatkan peluang untuk berbuat sesuatu. Memang disamping kepercayaan kepada Allah sebagai Tuhan yang tidak boleh ditawar-tawar, maka kepercayaan pada hal yang ghaib, harus menjadi batu pijakan, untuk menatap kondisi realitas kehidupan manusia. Sementara Adhieyasa merasa bahwa pertemuannya dengan Lima adalah sesuatu yang di luar akal manusia, Adhieyasa cenderung menganggap pertemuannya dengan Lima adalah karena adanya kekuatan ghaib yang mengatur.
Sejak Adhieyasa melihat Lima di Gili Trawangan. Lima sholat di Mesjid di Gili Trawangan. Lalu Lima menikah dengan Andro. Kemudian Andro memberi kesempatan Adhieyasa untuk mengarrange bulan madu Lima dengan Andro di Bangka Belitung, sehingga Adhieyasa dapat melakukan kontak dengan Lima. Perjalanan mereka dari Bangka Belitung ke Jakarta yang diiringi perbincangan, sehingga mereka berdua, Lima dan Adhieyasa saling mengetahui pandangan masing-masing. Perhatian Adhieyasa terhadap situasi Lima yang menyedihkan dengan Andro, tidak membuat Adhieyasa memanfaatkan untuk kepentingan Adhieyasa masuk mendekati Lima, membuat Lima percaya bahwa Adhieyasa bukan orang yang suka mengambil keuntungan dari kelemahan orang lain. Perjalanan Adhieyasa dengan Lima ke Rupat yang akhirnya membuat Cinta Lima bersemi kembali dengan kehadiran Adhieyasa, membuat Adhieyasa semakin yakin bahwa Lima memang bukan orang yang sembarangan dalam mengambil keputusan. Termasuk setelah Adhieyasa membeberkan rahasia Adhieyasa, bahwa sebetulnya Adhieyasa sudah lama mengincar Lima, bahkan sejak Lima masih di Gili Trawangan, ternyata tidak membuat Lima berubah pikiran untuk tetap percaya kepada Adhieyasa. Bahkan Lima berniat ingin segera menikah dengan Adhieyasa. Tetapi menikah di Sangapura. Adhieyasa betul betul tidak dapat mengikuti pemikiran Lima dalam hal ini.
Namun karena sekarang Lima hanya ingin, mereka berdua, Adhieyasa dan Lima mengikuti perjalanan gadis yang sedang suka selfie itu ke Singapura, Adhieyasa menurut saja, mengkuti permintaan Lima.
[caption caption="Ada yang selfi "][/caption]Di Singapura ternyata walaupun sebagai orang indonesia diterima dengan ramah. Begitu banyak petunjuk dan adanya bantuan tanpa reserve dari hampir setiap penduduk Singapura kepada orang Indonesia yang sedang berada di Singapura. Adhieyasa membayangkan kalau hal tersebut dapat juga terjadi di setiap destinasi wisata di ina.
Adhieyasa dan Lima mengikuti perjalanan gadis itu berselfie ria di Pulau Sentosa.