Lihat ke Halaman Asli

MJK Riau

Pangsiunan

Putri Raisani Menuju Kota Raja

Diperbarui: 18 Mei 2016   11:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dinda Ming, apakah Kanda sudah dapat meninggalkanmu?" sapa Pujangga Halim. 

Sambil mengusap air mata, Permaisuri Mingset, terkejut dihampiri Pujangga Halim. Dia harus segera tersenyum, khawatir Pujangga Halim mengetahui, rasa kecewa berat yang sedang dialaminya. Permaisuri Mingset yakin, kalau sampai Pujangga Halim tahu dia sedang bersedih, pasti Pujangga Halim akan berusaha menghibur dirinya. Sementara Permaisuri Mingset tidak ingin Bunda Lilik menjadi kurang senang karena hal itu.

"Sebentar Kanda. Berilah waktu sebentar Dinda Ming, untuk berpesan kepada Ki Ageng Batman. Mau kah Kanda Pujangga Halim menunggu", seru Permaisuri Mingset segera meninggalkan Pujangga Halim.

Pujangga Halim terkesiap melihat gelagat buruk yang sedang terjadi. Tidak biasanya Permaisuri Mingset berlaku tidak tegar seperti itu. Permaisuri Mingset biasa berpikir lugas, bertindak tegas, mandiri dan berwawasan luas. Namun mengapa sepertinya Permaisuri Mingset mencuri waktu. Tidak ingin membicarakan sesuatu kepada dirinya. Pujangga Halim hanya menghela nafas. Dia tidak boleh terlalu ikut mencampuri urusan Permaisuri Mingset, kecuali diminta. Bunda Lilik, pasangan hidupnya sudah menyadari hal itu. 

Ki Ageng Batman serius mendengarkan informasi dari Permaisuri Mingset. Permaisuri Mingset meminta bantuan kepada Ki Ageng Batman, untuk mendidik, membina dan mendorong Adhieyasa Adhieyasa menjadi manusia yang teguh pendirian, bersemangat tinggi dalam menegakkan kebenaran, mendorong tumbuh sebagai pemuda yang mumpuni dalam memimpin namun tetap dapat bergaul dengan orang banyak. Permaisuri Mingset berharap Adhieyasa Adhieyasa dapat tumbuh seperti orang biasa dan dapat bergaul secara baik-baik dengan Slamet Raharjo Jati, sehingga dapat mempunyai sahabat dalam mengarungi kehidupan nanti. Pada saatnya kalau Adhieyasa Adhieyasa sudah siap, dia akan menerima tugas yang luar biasa-biasa. 

Tatapan mata Ki Ageng Batman tetap lurus memandang bagian atas Permaisuri Mingset supaya dapat menjaga pandangan. Permaisuri Mingset, kemudian sedikit berbisik dan mendekat kepada Ki Ageng Batman, sambil memberikan informasi rahasia, bahwa Adhieyasa Adhieyasa adalah Pangeran Pati, Putra Mahkota Kerajaan Matraman Raya, sesuai pesan Raja Armanda. Ki Ageng Batman sebagai Petinggi Tanah Perdikan Malembang di tepi Kali Gajah Wong tersebut, dinilai paling layak menerima tugas berat menyiapkan Adhieyasa Adhieyasa. Di samping itu, Ki Ageng Batman juga, dimohon Permaisuri Mingset untuk merahasiakan hal itu, mengingat Adhieyasa Adhieyasa baru dapat memperoleh haknya, jika Adhieyasa Adhieyasa sudah siap.

Pada saatnya, Adhieyasa Adhieyasa akan menerima tahta dari Ki Difangir yang sekarang diberikan Ki Difangir oleh Raja Armanda. Untuk sejenak Ki Ageng Batman menurunkan pandangan matanya ke bawah, mendengar informasi rahasia yang sangat penting tersebut, dan tidak dapat dipungkiri merupakan tugas yang sangat berat, yang harus dilakukan oleh Ki Ageng Batman. Namun pandangan Ki Ageng Batman tiba-tiba dinaikkannya lagi, untuk menghindari tertumpu pada bagian yang membusung. Pengalaman Ki ageng Batman yang pahit menghadapi perempuan yang sangat misterius pada saat bersama mBak 00 Weibe, cukup membuat Ki Ageng Batman waspada.

"Kanda Pujangga. Bagaimana dengan rencana kunjungan Kanda Pujangga Kota Raja, untuk mudik. Dapatkah Dinda Mingmu ini ikut bersama kalian. Pengin rasanya Dinda berjalan-jalan ke tanah Sumatra", sapa Permaisuri Ming kepada Pujangga Halim yang sedang menunggu berdua dengan Bunda Lilik, pasangan hidup Pujangga Halim. Untuk sesaat Pujangga Halim terkesiap mendengar kata-kata Permaisuri Mingset. Kapan pula, aku merencanakan mudik ke Kota Raja, apalagi menceritakan hal itu kepada Permaisuri Mingset, pikir Pujangga Halim. Namun dari pada nanti timbul pertanyaan dari Bunda Lilik berkepanjangan, lebih baik meminta persetujuan Bunda Lilik, isterinya itu, untuk bersama-sama mudik ke Kota Raja jalan darat:

"Bunda Lilik, bagaimana kalau kita ajak Putri Raisani untuk ikut mudik ke Kota Raja, biar dapat gantian membawa mobil. Mobil Innova baru kita sudah didesign dapat untuk banyak orang, bahkan untuk masuk ke bagian belakang sudah diberikan celah dari bagian tengah, sehingga tidak perlu membuka, atau menutup kursi di bagian tengah serta melangkahi kursi itu, untuk dapat duduk di bagian belakang", ajak Pujangga Halim kepada Bunda Lilik.

"Bagus itu", jawab Bunda Lilik singkat.

"Kalau begitu, tolong kontak Putri Raisani, putri kesayangan kita berdua itu".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline