Zidane Harus Hati-hati
Tak pelak Zidane makin pede membawa Madrid ke luar dari jalan sunyi. Pendekatan Zidane secara personal kepada para pemain bintang di Madrid dipandang sebagai faktor penetu, keberhasilan Madrid beraksi. Trio BBC makin menggila. Persaingan individu yang dulu sempat menimbulkan dampak negatif, mengendor menyatu menjadi kepentingan klub. Sebelumnya Trio MNS sudah membuktikan hal itu. Setelah gagal membawa Brasil dan Argentina, menjadi juara dunia di Brasil, Neymar dan Messi makin kompak saja. Suarez yang seperti mendapatkan kesempatan ke dua, diterima di Barca, tidak ingin membuang kesempatan langka. Jadilah trio MNS meraja lela.
Barca pun mengguncang dunia, hanya satu musim setelah Madrid memenangkan La Decima. Madrid seperti orang pongah yang lupa bermain bola. Trio BBC tidak bermain optimal seperti halnya trio MNS di Barca. Namun begitu Zidane datang dan bahkan mampu membenamkan Barca, maka trio BBC bangkit dan menggila. Sempat terkena euforia ketika harus lolos dari lubang agresivitas Wolfsburg, namun akhirnya sampai juga ke semi final Liga Champions.
Di La Liga perfomance Madrid juga masih terjaga. Bagaimana peluang Madrid menghadapi City. Satu-satunya klub BPL yang masih belum tersingkirkan dari Liga Champions. Perfomance City yang menurun di BPL, seolah ingin mereka buktikan di Liga Champions, bahwa City bukan klub sembarangan. City masih wajar menjadi pilihan Pep Guardiola.
Pelegrini mempunyai pengalaman menangani Madrid, hal itu dapat menjadi poin postif bagi City untuk menghadang Madrid di laga kandang. Belum lagi fans City, pasti akan tumpek blek memenuhi stadion. Sudahlah penonton Inngris ini sangat fanatik. Apalagi penonton Kota Industri seperti Manchester, wajar kalau nanti Madrid akan menghadapi lawan yang sangat berat. Bukan saja para pemain City, Pelegrini yang pernah tahu rahasia dapur (skill dan khususnya emosi pemain Madrid), akan mencoba mengurai kekuatan Madrid dan mencuri kesempatan mencetak gol.
City juga dipenuhi pemain bintang. Boleh dikatakan City hanya kurang polesan akhir. City yang sering selalu beruntung di BPL, dua kali Juara BPL berselang-seling, namun penampilan City yang tidak stabil, mengakibatkan posisi City di BPL sangat kurang beruntung. Namun City justru mendapat kesempatan maju ke babak semifinal Liga Champions. Chelesa, Arsenal, MU, PSG, Barca boleh gigit jari. Sejauh ini City menunjukkan perfoma yang stabil di Liga Champions. Buang jauh-jauh asumsi mendapat lawan-lawan mudah. Realitas City sudah sampai semi final Liga Champions.
Suatu hal yang tidak pernah diduga sebelumnya. Apalagi perfoma City jatuh bangun di La Liga. Pelegrini pun sempat menganggap Pep sebagai penyebab. Pelegrini harus percaya penuh kepada anak buahnya. Hanya itu yang dapat menyelamatkan namanya. Karena kalau tidak, waktunya hanya ada dua kali main bola. Habis itu kalau kalah hanya bisa ngomong saja. Di BPL hancur, di Liga Champions kecewa. Melemparkan kesalahan kepada Pep, jusru akan menambah kepercayaan kalau lebih cepat Pep datang, City bisa lebih matang. Nah lo.
Zidane akan menghadapi permainan City yang bangkit dari mati suri. Setelah beberapa kali dirundung duka di BPL. Naik turun peringkat Liga Champions di BPL, bahkan terancam hanya dapat main di Liga Eropa musim depan. Hanya Liga Championslah penyelamat City untuk tetap dapat bertepuk dada. City sudah mendunia eh meng-eropa. Tentu begitu juga dengan Madrid. Ketajaman trio BBC harus dibarengi dengan kekompakan tim. Pada dasarnya ke dua tim bukan biasa main dengan pola bertahan. Namun strategi dan tak tik itu, sering menjadi pilihan buruk, dalam usaha menyelamatkan tim dari gempuran serangan klub lawan.
Pilihan melakukan serangan balik dengan mencoba bertahan merupakan strategi dan tak tik klub yang kurang optimal kalau tidak boleh dikatakan kurang pede menang dengan menyerang. Namun Madrid sudah membuktikan bahwa pemain Madrid pun dapat bertahan ketika mampu menundukkan Barca bahkan di kandangnya. Sebaliknya Madrid agak kebingungan melihat agresivitas Wolfsburg, yang walaupun bermain bertahan tetapi tetap aktif menyerang. Atletico memainkan sepakbola pragmatis dinamis. Barca pun terjungkal karenanya.
Namun yang perlu diperhatikan Zidane adalah beban. Beban untuk tidak kalah. Beban supaya tidak dipecat karena tidak dapat membawa gelar untuk Madrid. Bermain bertahan untuk trio BBC adalah suatu hal yang mubasir. Kalau City pengin begitu biar saja. Hajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H