Lihat ke Halaman Asli

MJK Riau

Pangsiunan

Membangun Rupat Membangun Indonesia dari Pinggiran

Diperbarui: 21 April 2016   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sore hari"][/caption]

Dalam rangka mengembangkan Pulau Rupat sebagai Kawasan Andalan Pariwisata serta mendorong pelaksanaan Nawa Cita membangun Indonesia dari Pinggiran. Pemerintah Kabupaten Bengkalis sudah membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan Pulau Rupat bagian Selatan menuju Pulau Rupat bagian Utara melalui proyek Multy Years, sepanjang 51 km dengan kelas rigid setara jalan nasional untuk mempercepat pengembangan Pulau Rupat sebagai Kawasan Wisata. Di samping itu Rupat juga merupakan kawasan di Kabupaten Bengkalis yang merupakan lokasi prioritas (lokpri) Kawasan Perbatasan. Pulau Rupat juga merupakan salah satu titik terluar yang menempatkan Pulau Rupat sebagai Pulau Terluar. Dalam rangka percepatan pembangunan masyarakat dan daerah, di Rupat juga terdapat Kawasan Transmigrasi Mandiri.

Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis terhadap pengembangan Pulau Rupat sebagai Kawasan Parowisata tidak perlu diragukan lagi. Dalam rangka mendorong pelaksanaan Nawa Cita, membangun lokasi prioritas kawasan perbatasan, pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri, pembangunan di titik terluar, sudah mengalokasikan redesign untuk daerah cinggam dan mekruh pada tahun anggaran 2016. Pemerintah daerah Kabuoaten Bengkalis, juga sudah membangun BLK Pariwisata, SMK Pariwisata. Untuk mendorong bangkitnya minat masyarakat terhadap upaya pengembangan Pulau Rupat  destinasi pariwisata Pemerintah Daerah juga sudah membangun lampu penerangan pantai dengan tenaga matahari, serta memberikan fasilitas rehab rumah, bagi penduduk yang ingin mengenbangkan rumahnya menjadi homestay yang mengajadap pantai. Bahkan ada warga yang sudah berinisiatif untuk membangun wisma dalam rangka mengantisipasi Pulau Rupat sebagai kawasan Pariwisata.

[caption caption="Meningkatkan destinasi"]

[/caption]

Salah seorang warga yang sangat berani, mengembangkan wisma, bahkan pernah mendapat cemoohan dari warga. Oleh warga sekitar, warga yang membangun wisma itu dikatakan sebagai orang gila. Siapa yang menginap di wisma itu. Tidak ada orang yang akan datang ke Pulau Rupat ini. Dua tahun berjalan, belum tentu satu bulan ada pengunjung ke wisma yang dibangunnya. Namun pada periode awal triwulan ke dua, pada tahun ke tiga, setelah wisma itu dibangun, sudah hampir setiap Minggu ada tamu yang berkunjung. Bahkan pada kunjungan pertama ke wisma itu, ada romobingan mode yang juga menginap di sana. Berdasarkan dialog sambil menikmati keindahan pantai, didapatkan informasi bahwa, rombongan moge tersebut ternyata sedang melakukan survey, untuk mendirikan OC yang akan melaksanakan program seperti even organiser untuk wisata ke pulau Rupat.

Dukungan pembangunan infrastruktur jalan rigid sepanjang 51 km, tersebut, ternyata menjadi faktor utama munculnya bangkitan ekonomi di Pulau Rupat. Semakin tingginya frekuensi pengunjung wisma, dibandingkan dua-tiga tahun lalu, merupakan pengaruh secara signifikan dari pembangunan jalan rigid setara jalan nasional sepanjang 51 km. Adanya kapal Ro-ro Dumai Rupat, juga mendorong bangkitan ekonomi masyarakat secara signifikan, mengingat semakin banyaknya arus barang dan jasa yang hilir mudik melalui kapal Ro-ro dari dan menuju Pulau Rupat. Hasil dialog dari salah seorang yang menjalani kehidupan pengumpul buah sawit dari berbagai lokasi perkebunan rakyat ke pabrik CPO di Dumai, dapat diketahui bahwa dalam satu route seorang pengumpul sawit mampu mempunyai penghasilan bersih 300 ribu IDR sehari. Kalau sempat 2 route berarti bisa terkumpul 600 ribu per hari. 

Untuk itu pembangunan Pulau Rupat perlu mendapat perhatian, bukan saja dari Pemerintah Kabupaten, yang perlu didorong oleh Pemerintah Provinsi yang diharapkan menjadi salah satu entry point bagi Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan Nawa Cita. Membanguna Rupat, Membangun Indonesia dari Pinggiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline