Lihat ke Halaman Asli

MJK Riau

Pangsiunan

Barca Bersiap Bertempur Babak Belur

Diperbarui: 3 April 2016   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Barca Bersiap Bertempur Babak Belur 

Politik bola terkadang sulit dimengerti fans. Bagaimana dulu Don Carlo tidak pernah memenangkan pertandingan dengan Atletico di La Liga, tapi memenangkan pertempuran dengan Atletico di Final Liga Champions. Madrid memperoleh La Decima. Atletico Juara La Liga. Barca waduh sakit keras. Politik bola, seperti bola itu sendiri. Bulat Bundar Berlari ke san ke mari. Jadi ketika tadi Barca kalah dengan Madrid, amri kita lihat politik bola sebagai cermin.

Sebagai fans Barca , siapa yang tidak berduka, ketika tiba-tiba Barca yang dipuja, kalah dalam laga. Bukan laga sembarabg laga, tetapi laga El Clasico yang sudah sangat mendarah daging. Menang adalah target utama. Apalagi dengan laju tak terkalahkan 39 kali. Pertarungan trio MSN dengan BBC yang bombastis. Kalah sungguh suatu hal bukan hanya dihindari. tetapi juga ancaman dilempari. paling tidak dilempari empati.

Di sisi lain, sebagai penggemar Zidane, maka kemenangan Zidane dalam membawa Madrid menaklukkan Barca dapat menjadi modal utama, untuk pertandingan selanjutnya. Zidane bukan hanya terancam nir gelar dalam menangani Madrid, tapi bahkan bisa jadi terancam dipecat Pimpinan Madrid. Kabarnya kalau Mou gagal masuk ke MU, akan dibawa lagi ke Madrid. Apalagi kalau Zidane sampai nir gelar. Sungguh tragis nasib Zidane sebagai Manajer pemula. Bandingkan dengan Pep dan Enrique yang sukses mengantarkan Barca hingga ke jenjang puncak. Zidane dalam waktu singkat menjelang akhir musim harus membawa Madrid ke Puncak? Suatu hil yang mustahal.

Banyak orang tidak mau tahu, Pep dan Enrique sukses menangani Barca saat Barca terpuruk, secara perlahan mulai dari awal musim. Enrique bahkan diyakini mampu membawa Barca ke puncak dan akhirnya terbukti saat lewat tengah musim mampu menundukkan Atletico. Sementara Zidane harus mengakui keunggulan Atletico. Zidane mampu membawa Madrid menjadi tim yang mengeksplor kompetensi daya gebrak BBC. Beda dengan Mou yang lebih mengandalkan pragmatisme yang terkadang mubasir bagi penyerang penyerang tingkat dunia, andalan Madrid. Namun Zidane terlalu pede, dan mungkin juga pelatih yang polos, agak agak mirip Pep begitu, harus mengakui kehebatan pragmatisme Simeone yang terkadang lebih agresif dari pada Mou.

Sangat sulit melihat Barca bertanding dengan Madrid saat ini, karena pengin melihat Zidane berprestasi. Begitu juga kalau harus melihat Barca berhadapan dengan Bayern, karena  merasa sebagi menjadi fans Barca, tetapi mengagumi Pep.

So pertandingan akan semakin menarik setelah Barca kalah dengan Madrid di La Liga, karena sebentar lagi Barca harus memenangkan laga di leg I babak perempat final Liga Champions, lawan Atletico. Atletico tentu tidak ingin kehilangan kesempatan ini, karena posisinya di La Liga masih setingkat di bawah Barca. Bahkan diyakini, Barca Bersiap Bertempur Babak Belur lawan Atletico pada laga ini. Mengalahkan Atletico di perempat final Liga Champions merupakan langkah emas menjuarai Liga Champions dua kali berturut-turut. Memang masih Bayern yang tentu sangat berambisi untuk memenangkan Liga Champions musim ini. Tentu saja, PSG dan lagi-lagi Madrid akan mengisi pertarungan semi final Liga Champions dalam "future".

Tinggalkan kemarahan kekalahan Barca dengan Madrid. Banyak hal masih bisa terjadi ke depan, bagi Barca, Bayern, Madrid, PSG bahkan Atletico . Namanya juga bola.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline