Lihat ke Halaman Asli

Cinta Bisa Diupayakan, tetapi Tidak Bisa Dipaksakan

Diperbarui: 1 April 2018   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: wallpapercave.com

Sebelum penulis menguraikan judul tersebut, ada baiknya kita pahami dulu definisi masing-masing kata dari judul tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, cinta artinya suka sekali; sayang benar. Upaya artinya usaha untuk meraih atau mewujudkan sesuatu. Paksa artinya mengerjakan sesuatu yang diharuskan walaupun tidak mau. Orang juga mendefinisikan cinta sebagai perasaan yang tidak dapat didefinisikan, hal ini karena semakin didefinisikan, maka semakin jauh dari makna sebenarnya. Apapun itu, kata "cinta" sudah sangat populer digunakan untuk menunjukkan perasaan suka yang mendalam.

Berbagai macam sebab yang dapat menimbulkan rasa cinta. Misalnya dengan adanya perhatian yang kontinyu, pemberian yang tulus, nasihat-nasihat, kata-kata indah, pemandangan yang menarik, dan lain-lain. Cinta ini menimbulkan perasaan nyaman, bagi yang saling mencintai. Yang lebih dahsyat, cinta dapat membangkitkan kekuatan yang besar. 

Misal, seorang ibu yang mencintai anaknya, dia akan kuat begadang semalaman ketika anaknya sakit, ia kuat tidak makan demi menunggu anaknya yang terbaring di ICU, dan dia akan kuat berlari dari Shafa ke Marwa hingga tujuh kali ketika mencari air minum untuk putranya yang kehausan. Bagi dua insan yang saling mencinta, maka rasa cinta ini dapat membangkitkan energi yang luar biasa. 

Ibarat pepatah yang sering terucap orang yang sedang dirundung asmara, "gunung ku daki, lautan ku seberangi, sampai ku bertemu denganmu", padahal memanjat genteng saja tidak bisa dan menyebrang sungai saja takutnya setengah mati. Inilah cinta. Maka, demi meraih cinta ini orang mengupayakan berbagai macam hal. Karena cinta yang dimaksud dalam tulisan ini adalah cinta dua arah. Berbagai macam hal tersebut bertujuan agar seseorang yang dicintai juga bisa mencintainya.

Ilustrasi sederhananya seperti ini, ketika orang yang mencintai seseorang, ia akan berupaya agar maksud hatinya tersampaikan. Berkirim pesan, berkunjung, bermuka manis, membantu kerepotan, dan lain-lain. Jika apa yang diupayakan tersebut mampu menarik hati yang dicintai, maka gayung pun bersambut. Cinta dua arah pun terwujud. 

Namun ada kalanya sejuta upaya telah dilakukan, tetapi apa yang dimaksudkan belum menjadi kenyataan. Alih-alih membalas cinta, senyum pun tidak. Maka jika seperti ini berarti cinta belum dapat hadir. Pada keadaan yang demikian, dibutuhkan kekuatan hati yang besar untuk dapat menghadapinya, dan ini kebanyakan tidak dapat ditanggung sendiri, perlu dorongan orangtua, sahabat, dan orang lain untuk menguatkannya. Sedangkan kekuatan yang utama adalah berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Maka, timbulnya cinta memang dapat diupayakan, tetapi jika ternyata cinta tidak datang, maka tidak dapat dipaksakan. Semakin dipaksakan, maka semakin menambah kecewa dan luka. Maka didiklah putra-putri kita dengan baik, dengan norma-norma agama yang benar. Karena jatuh cinta merupakan suatu keniscayaan yang dialami manusia. Semoga putra-putri kita dapat memanage perasaan ketika telah tiba saatnya nanti.

Salam,

Siti Masitoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline