Sudah hampir memasuki bulan ke tiga sejak awal Pebruari 2021 dimana militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil yang demokratis di Myanmar. Negara di Asia yang sedang mengalami masa krisis politik karena adanya kudeta militer yang sudah menelan banyak korban jiwa rakyat sipil di negara tersebut.
Seakan tak bergeming dengan sorotan dan kecaman dari dunia internasional, junta militer di Myanmar tetap bertahan dan melanjutkan pemerintahan militerisme mereka. Dunia internasional saja mengutuk keras tindakan kudeta tersebut , apalagi rakyat Myanmar yang melakukan gerakan perlawanannya yang awalnya melakukan protes damai namun sekarang sudah mengarah kepada gerakan perjuangan bersenjata karena sudah tidak bisa mentolerir lagi tindakan brutal dan represif junta militer dibawah kendali jendral Min Aung Hlaing.
Apa yang menjadi kekuatiran dunia internasional bahwa bisa terjadi perang saudara jika pihak militer yang melakukan kudeta sampai melakukan tindakan keras diluar batas kemanusiaan dimana prediksi itu sekarang mungkin akan sedang terjadi dan menjadi kenyataan.
Menurut rentetan sejarah memang sudah beberapa kali terjadi peristiwa kudeta militer di Myanmar. Hal ini tentunya menjadi sejarah kelam bagi Myanmar di mata dunia internasional. Dimana negara - negara di dunia sedang getol - getolnya mendukung sistem pemerintahan demokrasi yang adil dan transparan.
Peristiwa kudeta militer tentunya menjadi suatu hal yang bertentangan dengan sistem demokrasi yang menjadi harapan semua negara di dunia. Namun apa dikata ternyata Myanmar dianggap mengalami kemunduran lagi setelah beberapa tahun belakangan ini mulai merangkak, membangun dan memperbaiki sistem pemerintahan yang demokratis.
Tentunya hal ini sangat disesalkan oleh banyak pihak karena begitu sistem demokrasi sudah terbangun dengan baik di Myanmar , namun kenyataannya sekarang dijungkir balikan lagi ke dalam sistem pemerintahan yang menganut prinsip militerisme dan otoriter.
Apalagi yang harus ditutup - tutupi jika pemerintahan dengan sistem militer sudah berkuasa di Myanmar. Mungkin dari sekian rekaman sejarah bahwa jika suatu negara dibawah kendali rezim militer dimana yang ada pastilah sistem pemerintahan yang otoriter, mengekang kebebasan demokrasi dan tindakan represif menjadi berita utama.
Kelihatannya situasi di Myanmar akan semakin runyam dimana saat ini rakyat Myanmar bersatu sudah mulai berani mengadakan perlawanan bersenjata. Belum lagi perlawan dari suku Karen yang mulai mengangkat senjata lagi untuk menentang rezim militer sang berkuasa saat ini.
Upaya penyelesaian secara damai banyak disuarakan oleh beberapa pemimpin dunia. Namun semua itu tergantung kepada rakyat Myanmar dan pemerintahan militer yang sedang berkuasa saat ini. Kita semua berharap semoga bisa terwujud penyelesaian damai di Myanmar dan rakyatnya bisa tersenyum kembali.
Sebelumnya saya sudah memprediksi apa yang akan terjadi di Myanmar, seperti yang saya tulis di : https://www.kompasiana.com/masinoe/605427528ede48606d2979c2/mungkinkah-terjadi-civil-war-di-myanmar