Lihat ke Halaman Asli

Chuck Wisnoe

The cool.....

Pengalaman Gaib Sewaktu Kecil Yang Masih Dapat Kuingat

Diperbarui: 1 Februari 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbah Pulungan ( Pixabay )

Pengalaman gaib pertama  ini masih teringat kuat dalam ingatan saya walaupun sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lampau. Walaupun saya bukan seorang indigo yang bisa membuka dan menutup pintu alam bawah sadar akan tetapi saya juga bisa mengalami kejadian gaib yang terjadi tanpa di sengaja.

Sejak kecil , menurut cerita almarhuma Ibu saya bahwa saya ini paling sulit kalau disuruh makan , apalagi kalau saya pas asik - asiknya bermain lupa  merasa lapar dan minum. Sampai dioyak - oyak disuruh makan nasi , saya hanya suka makan jajan , seperti pisang goreng dan teman - temannya.

Saya besar di kota Surabaya , saat ini usia saya sudah di atas 50 tahun.  Saya bercerita kisah ini karena saya mengalami sendiri sewaktu saya masih di kelas 6 sekolah dasar , sekitar tahun 1980. Tidak apa walaupun kejadiannya sudah berpuluh tahun berselang , akan saya ceritakan disini.

Waktu itu ,,, saya ada acara pramuka dari Surabaya ,, tepatnya dari daerah Tanjung Perak dimana saya bersekolah disana. Pada.suatu saat, Kami ada acara ke bumi perkemahan yang ada di daerah Pulungan , dekat sama Bandara Juanda , Sidoarjo.

Saya bersama rombongan teman - teman dan guru wali kelas menuju ke daerah Juanda itu naik 2 unit bis angkatan laut yang disewa oleh sekolah kami. 

Sebenarnya kami ke lokasi bumi peekemahan itu hanya acara kunjungan bukannya kami mau berkemah disana. Jadi waktunya hanya beberapa jam di tempat itu. Setelah ada pengarahan dari pembina pramuka , kami diberi waktu untuk istirahat.

Saat itu saya melihat keluar dari bumi perkemahan yang masih berupa sawah dengan padi yang berwarna hijau dan tumbuh subur disana. Secara tak sengaja dari kejauhan saya melihat seperti ada bangunan yang hampir mirip menyerupai bangunan dari bambu dan beratap ijuk warna hitam . Kayaknya kok seperti bangunan pura di Bali , karena juga ada gapuranya.

Maklum saya anak kota jadi jarang melihat suasana pedesaan seperti itu. Akhirnya, saya bersama lima orang teman keluar dari lokasi perkemahan dan menuju ke arah lokasi yang membuat kami penasaran ingin tahu apa sih itu disana.

Saat itu , seingat saya baru sekitar jam 9 pagi kami berlima menuju bangunan yang kayak pura itu. Sampai disana , apa yang kami lihat disana ternyata ada satu makam kuno yang dinaungi atap berijuk. Saya mencoba melihat ke makam tersebut yang diatasnya seperti ada sebuah kitab  yang sudah lusuh berwarna kuning mangkak. Saya tidak tahu itu buku apa karena saya tidak berani memeganggnya. 

Nah , pada saat saya dan teman - teman melihat ke arah makam tersebit , tiba - tiba saya mendengar ada suara  dari belakang saya , yang berbicara seperti ini : " Nak , nek nang kene ojo suwit - suwit ya ". Seketika itu , saya membalikkan badan dan ternyata di belakang kami sudah berdiri seorang  embah ( red = nenek )  yang sudah tua banget mamakai baju tradisional jawa  lengkap dengan jariknya. Nenek  itu perawakannya kecil dan berambut ikal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline