Lihat ke Halaman Asli

Ini Alasan Mengapa Harus "Ikut" Upacara 17 Agustus

Diperbarui: 17 Agustus 2016   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi sebagian orang, mengikuti upacara 17 Agustus adalah sesuatu yang aneh, bertele-tele, dan tidak masuk akal. Namun, bagi sebagian orang lainnya lagi, mengikuti upacara 17 Agustus adalah suatu kegiatan yang sangat menarik, mengasyikkan, dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Makna ikut di sini adalah, kita tidak harus selalu berada langsung dalam barisan upacara itu. Tetapi, kita pun bisa hadir dan menonton di luar lapangan, di luar pagar, atau bahkan sekedar menyaksikan siaran langsung Upacara 17 Agustus melalui layar televisi.

Pagi tadi, saya baru saja mengikuti secara langsung upacara 17 Agustus di kantor. Upacara ini dimulai tepat pukul 07.00 WIB pagi, dan berlangsung baik, hikmat, dan lancar. Semua petugas upacara menjalankan perannya masing-masing, dan semua peserta upacara juga mengikuti dari awal sampai akhir. 

Sangat disayangkan, meskipun upacara berjalan lancar, tapi tetap masih ada saja satu atau dua orang yang ngobrol di dalam barisan. Seolah-olah mereka tidak merasa bersalah. Seolah-olah tidak ada waktu buat mereka berbincang di luar waktu upacara tersebut.

Ada beberapa alasan logis mengapa kita harus "ikut" upacara 17 Agustus:

1. Manfaat baik bangun pagi

Buat mereka yang biasa bangun agak siang, hal ini pasti berat. Tapi, saat kita dituntut untuk bangun pagi-pagi, lalu bersiap-siap ke lokasi upacara, itu sudah nilai plus pertama buat kita. Ketika bangun pagi, maka tubuh dilatih untuk melakukan aktivitas yang sehat, mulai dari kebiasaan buang air, mandi, sampai kepada menghargai tubuh kita sendiri.

2. Menghargai waktu

Jika upacara dimulai jam 7 pagi, maka kita dilatih untuk bisa memperkirakan waktu berangkat dari rumah supaya tiba di lokasi upacara tidak terlambat. Bahkan, bila perlu, kita sudah hadir paling lambat 15 menit sebelum upacara itu dimulai. Dengan cara ini, kita dilatih untuk menghargai waktu, karena selalu berusaha untuk tepat waktu (tidak jam karet).

3. Menghargai jerih payah petugas upacara.

Bayangkan! Para petugas upacara itu sudah berlatih jauh-jauh hari sebelum hari-H upacara itu dilaksanakan. Betapa mereka telah berkorban dari sisi waktu, tenaga, materi, hanya untuk mempersiapkan upacara yang hanya berlangsung tidak kurang dari satu jam. Masak sih kita sebagai peserta upacara yang hanya kurang dari satu jam pun tidak bisa mengikuti upacara itu? Bayangkan bagaimana jika kita pada posisi mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline