Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Godaan di Tempat Kerja? Sudah Sejak Zaman Ken Arok, Genks

Diperbarui: 15 September 2020   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Perseingkuhan di Kantor I Infonews.com.vn

Kisah Temon dan Pesona Istri Orang
Suatu kali, tergoncanglah hati Temon oleh pemandangan yang terpampang di depannya. Seorang wanita jelita yang tengah melakukan ritual di sebuah petirtaan membuat matanya terbelalak dan nafsunya menggelinjang. Bagian terlarang yang tak pantas dinikmatinya saat itu terpampang jelas oleh mata telanjang prajurit muda itu. 

Pangalaman itu pun selalu menghantuinya. Bukan hanya karena keindahan ragawi melainkan juga gemerlap cahaya yang terpancar dari kelangkang gadis itu. Untuk kasus ini, dimohon untuk tak bertanya tentang besaran kandela-nya.  

Gundah tak berkesudahan, Temon pun bertanya kepada guru spiritualnya. Sang guru bijak pun memaparkan bahwa cahaya itu menandakan bahwa ia kelak akan menjadi ibu dari para penguasa. Mendengar tuturan itu, makin kokohlah keinginan Temon untuk menguasai sang wanita yang notabene sudah menjadi istri orang, yakni juragannya yang seorang pemimpin daerah di Tumapel. 

Cerita di atas adalah potongan kisah Ken Arok dan Ken Dedes yang terpapar di dalam kitab Pararaton. Ken Arok sendiri dikisahkan sebagai pendiri sebuah kerajaan besar di Jawa, Singasari. Ia yang begitu mempercayai dan memegang teguh ucapan sang guru, akhirnya mampu mengambil hati Dedes dan memperistrinya setelah melalui jalan yang berkelok dan berintrik. 

Baca juga : Jakarta PSBB Total? Nggak Apa, Sudah Biasa

Namun setelah berjaya dengan menjadi seorang raja, nasibnya berakhir tragis. Ia terbunuh oleh sosok yang tak lain adalah buah perkawinan sang istri dengan suaminya terdahulu. 

Kisah itu terjadi pada abad ke -13 di tanah Jawa.

Hubungan Istimewa di Perkantoran, Siapa yang Butuh?
Terlepas dari fakta atau fiktifnya kisah Ken Arok di atas, keindahan wanita yang mampu menawan hati pria memang sudah sewajarnya. Dan pesona itu pun masuk ke setiap relung aktivitas dan denyut nadi kehidupan. Seperti yang dialami Arok yang menemukan 'godaan'nya di tempatnya bekerja.

Kemolekan perempuan adalah sebuah kekuatan yang mampu meluluhlantakkan logika. Kadang membuat seseorang handal bak Samson namun juga sebaliknya, menciptakan bucin kelas kakap yang mengais cinta dari seorang wanita. Sebagaimana kisah Arok, hal itu tak terkecuali terjadi di gedung-gedung perkantoran masa kini. Meski tak tersentuh survei dan analisa statistik, hubungan antar personal yang melibatkan rasa ingin memiliki atau sekedar ingin menikmati menjadi warna dari aktivitas para profesional. 

Tingkatan paling culun mewujud dalam diri para secret admirer. Mereka ibarat intel yang mengamati seseorang secara diam-diam dari balik kabinet, pot-pot tanaman dan mesin-mesin fotokopi sekedar untuk menikmati senyum yang tak diperuntukkan baginya. Hal itu bisa terjadi karena berbagai hal. Yang pertama disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam mengungkapkan rasa dan yang kedua karena faktor yang mengharuskan ia tetap berlaku sebagai seorang pengagum bayangan. Sebab si dia sudah memiliki pasangan resmi misalnya.

Baca juga : Selingkuh, Haruskah Berawal dari Mata Naik ke Syahwat?

Klasifikasi selanjutnya dihuni oleh mereka yang memang mencari tambatan hati di sempitnya areal perkantoran. Entah mereka intorvert atau enggan bersaing di kehidupan luar yang luas, mereka hanya fokus pada para penghuni kubikal dan mengandalkan pembicaraan-pembicaraan perantara berupa urusan kantor. Lalu dilanjutkanlah dengan sedikit pesan singkat jelang sarapan atau mengingatkan untuk segera tidur di malam hari yang dilambari dengan harapan untuk mendapatkan perhatian lebih dari si dia. Halal, asal nggak neko-neko dan fokus pada tujuan utama.

Forbidden Relationship 
Level paling somplak yang ada di tatanan itu adalah para penikmat hubungan terlarang. Mereka ini amat enggan mengingat norma dan lebih memperturutkan nafsunya saja. Hubungan seperti itu pun terjalin baik dengan atau tanpa sekalipun. Seorang player cukup membekali diri dengan niat dalam mencari sparing partner. Kesempatan dan tempat bisa dicari. Dalam perjalanannya, aktivitas mereka diselingi dengan jalan bersama hingga yang lebih saru (tak pantas, Jawa). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline