Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Kala Lapar Disebut Menyehatkan

Diperbarui: 2 Mei 2020   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di sebuah pasar yang menyajikan makanan berbuka | Tempo.co

Dulu, saat masih indekost di kawasan Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta Pusat, menu buka puasa tak perlu dipersoalkan. Tinggal jalan 10 menit ke pasar Benhil, beragam makanan siap untuk dipindahtangankan.

Ramadhan yang Apa Saja Ada

Pernah saya dengar dari seorang dai, bahwa Ramadhan menjadi berkah bagi sekian banyak orang karena mampu menggerakkan roda perekonomian di tataran akar rumput. 

Begitulah faktanya. 

Mereka yang tak berjualan di hari biasa, dapat meraup untung dari berdagang berbagai menu berbuka. Dari kolak hingga es buah, dari gorengan hingga nasi bakar, dari lemper hingga kue lapis. Komplit, plit, plit, pokoke.

Rasanya, suasana Ramadhan tahun ini tak ada bedanya dengan tahun lalu. Saat pandemi menghantam pun, budaya berburu hidangan berbuka masih saja dijumpai. Setidaknya di sekitaran tempat tinggal saya.

Sore hari bakda Ashar, jalan-jalan diramaikan oleh orang yang berkendara untuk mencari menu berbuka.  

Ada pula di titik tertentu, orang membagi-bagikan bungkusan kepada para pengendara yang lewat. Memburu pahala orang berpuasa dengan bersedekah makanan. Begitu ceritanya.

Bagi kita yang tak bermasalah dengan isi dompet, segala macam makanan bisa kita beli. Baik yang dibeli untuk sekedar menghilangkan lapar dan dahaga maupun untuk memuaskan hasrat pandangan mata. 

Makan Secukupnya pun Kurang

Mafhum dalam sebuah riwayat, dikatakan bahwa perut kita terbagi dalam 3 bagian. Satu bagian untuk makanan, ke dua untuk air dan sepertiganya untuk udara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline