Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Positif Corona Capai 69 Orang, Pusat Harus Beri Wewenang Lebih kepada Daerah?

Diperbarui: 13 Maret 2020   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengecekan penumpang di Bandara Soekarno Hatta | thestar.com.my

"Sebetulnya musuh terbesar kita saat ini adalah bukan virus itu sendiri, tapi rasa cemas, rasa panik, rasa ketakutan, dan berita-berita hoaks serta rumor," ujar Presiden Joko Widodo melalui akun Youtube Sekretariat Presiden yang diunggah Kamis (5/3) malam.

Waspada itu Harus, Panik?

Covid-19 kini mungkin menjadi makhluk yang paling ditakuti muka bumi. Ada yang menganggapnya sebagai agen pengedar azab Tuhan ke muka bumi, ada pula yang menganggapnya sebagai fenomena kesehatan luar biasa yang memerlukan penyelesaian medis baik yang bersifat preventif maupun kuratif.

WHO sendiri pada Rabu (11/03) lalu sudah menetapkan wabah corona sebagai pandemik. Berbeda dengan epidemik yang menyerang sebuah wilayah, corona sudah menjadi virus balistik yang menyebar hingga ribuan kilometer jauhnya dari wilayah asal, provinsi Hubei, Cina.

Kewaspadaan akan bahaya virus ini menjadi keharusan bagi setiap pihak, terutama para pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung. Setiap korban yang jatuh akan dihitung sebagai kealpaan tanpa menelisik sebab musabab detailnya.

Sejauh ini sudah 2 korban meninggal akibat corona di Indonesia. Yakni seorang WNA yang tengah berlibur di Bali dan satu orang pasien yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dan per hari ini pun, jubir pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengonfirmasi bahwa jumlah pasien terjangkit corona sudah mencapai 69 orang.

Peningkatan yang cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Fakta ini pun melahirkan asumsi bahwa pihak berwenang kurang serius dalam menangangi kasus ini. Dan tak adanya jaminan akan membaiknya situasi tentu melahirkan bermacam prasangka lain hingga dapat menimbulkan kepanikan sebagai transformasi negatif dari rasa waspada.

Tangani Corona, Pemerintah Lakulan Operasi Senyap

Dalam sebuah pernyataannya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa telah dilakukan kerja sama lintas instansi yakni Kemenkes, intelejen (BIN) dan Polri. Dia pun mengaku bahwa pemerintah telah sekali melaksanakan rapat paripurna, 5 kali rapat terbatas dan rapat-rapat internal khusus membahas corona dalam 2 bulan terakhir.

Namun beberapa pihak menilai langkah yang dilakukan pemerintah tak dibarengi dengan keterbukaan dalam memberikan informasi. 

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengatakan pemerintah mestinya lebih transparan dalam menyampaikan informasi terkait penyebaran wabah virus corona. Keterbukaan informasi ini terutama berkaitan wilayah penyebaran Covid-19. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline