Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Duka Ducati di Motogp dan WorldSuperbike

Diperbarui: 3 Oktober 2019   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andalan Ducati di tim Aruba.it Racing, Alvaro Bautista bersama ujung tombak Ducati Motogp, Andrea Dovizioso | Foto worldsbk.com

Awal musim ini, Ducati menjadi penantang juara dunia terkuat di 2 kejuaraan balap sekaligus, Motogp dan WorldSbk. 

Mengandalkan Andrea Dovizioso yang selama 2 tahun (2017 dan 2018) menduduki posisi runner up klasemen akhir, Mission Winnow Ducati mempunyai misi untuk mengulangi kesuksesan Casey Stoner yang membawa Ducati menjadi pemuncak pada 2007. 

Sementara itu di WorldSbk, Ducati melalui team utama mereka Aruba.it Racing mendatangkan Alvaro Bautista yang sebelumnya mengaspal di Motogp . 

Awal musim terlihat indah bagi pabrikan Itali. Dovi memenangi balapan pembuka yang dihelat malam hari di Losail Qatar. Sementara Bautista yang menjalani debutnya tak memberi ampun pada Jonathan Rea sebagai juara bertahan. Tak tanggung-tanggung, 6 seri awal dilalui Bautista dengan 11 kemenangan beruntun! 

Sepanjang 6 seri awal, Dovizioso berlomba dalam perolehan poin dengan sang juara bertahan, Marc Marquez. Pembalap Repsol Honda itu akhirnya memimpin karena konsistensinya menyudahi balapan di posisi pertama. Hanya di sirkuit COTA Amerika dia gagal finish karena jatuh, selebihnya dia tak pernah melewatkan selebrasi di podium. 

Sementara Dovi yang masih terlihat kurang greget karena beberapa kali lepas dari podium, tertinggal makin jauh terutama selepas seri Catalunya Spanyol dimana dia mengalami crash dan tak dapat meneruskan lomba. Sedangkan rekan setimnya, Danillo Petrucci yang tahun lalu masih berada di tim satelit Ducati, beberapa kali menyodok di podium ke tiga dan mendapatkan tropi kemenangan pertamanya di sirkuit Mugello Itali. 

Gebrakan Ducati Motogp di awal musim diwarnai perseteruan dengan 4 pabrikan sekaligus yakni Honda, Suzuki, KTM dan Aprilia. Ke empat pabrikan memprotes perangkat yang terpasang pada lengan ayun Desmosedici yang ditengarai dapat memberikan down force tambahan sehingga meningkatkan grip ban belakang. Beruntung, perangkat itu akhirnya dinyatakan legal oleh Dorna.

Dibandingkan dengan tim lain, Mission Winnow Ducati menjadi tim dengan pencapaian paling baik karena mengantarkan 2 pembalapnya di 4 besar klasemen. Bahkan Petrucci sempat menduduki posisi ke tiga klasemen sebagai berkah dari kerapnya Alex Rins (Suzuki) mengalami crash. 

Hingga seri ke-14 di sirkuit Aragon Spanyol, Rins dan Petrucci hanya terpaut 1 poin dimana Rins lebih unggul. Nampaknya persaingan dalam memperebutkan posisi ke tiga klasemen akhir akan lebih enak dinikmati sebab Marquez mungkin sekali dapat mengunci gelar pada gelaran di Thailand pekan depan. 

Sementara itu di gelaran WorldSbk, harapan Ducati untuk menghentikan dominasi Kawasaki selama 4 tahun belakangan ini pupuslah sudah. Jonathan Rea akhirnya berhasil merengkuh gelar ke limanya setelah memenangi balapan seri Magny Cours Perancis. Sementara Bautista mengalami crash. 

Lengkap sudah kekecewaan Ducati. Bukan hanya gagal mengulangi masa jaya setelah mendominasi di awal musim namun mereka juga harus rela ditinggalkan Bautista. Yak, pembalap Spanyol itu memutuskan berlabuh ke Honda yang tahun depan diberitakan akan lebih all out di Superbike. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline