Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Indra

TERVERIFIKASI

Swasta

Media Sosial dan "Superiority Complex" Penggunanya

Diperbarui: 29 September 2019   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Sumber poetsandquants.com

Seiring dengan perkembangan zaman, ungkapan bahwa lidah tak bertulang nampaknya punya padanan yang tak kalah eloknya. Yakni "jempol tak bertulang". Apa pasal? 

Karena jempol kini sudah dapat menggantikan lidah dan memiliki efek yang tak kalah hebat daripada lidah. 

Revolusi Media Sosial 

Media sosial (medsos) layak didapuk sebagai media penyebar informasi nomor wahid saat ini. Baik informasi valid, setengah valid atau sampah. Luasnya penggunaan medsos di tanah air memungkinkan penyebaran informasi secara masif di segala umur penggunanya. 

Sebagaimana dilansir Liputan6, sebuah portal diskon berjuluk CupoNation merilis hasil studinya mengenai pengguna media sosial di Indonesia. 

Pada awal tahun 2019, Indonesia adalah pengguna terbesar ke-4 Facebook dan Instagram. Dengan 120 juta pengguna Facebook dan 56 juta user Instagram, Indonesia menyisihkan negara-negara seperti Rusia, Turki ataupun Inggris dan hanya takluk di bawah Amerika Serikat, India dan Brasil. 

Sehingga secara tak langsung, fesbuker tanah air memiliki kontribusi dalam mengantarkan Mark Zuckerberg menduduki deretan ke-8 orang terkaya menurut Forbes. 

Sementara itu, pendiri Instagram Kevin Syntrom pun harus berkalang kekayaan dengan mengantongi USD 1.4 milyar atau sekitar Rp 20 trilyun sebelum dia mundur dari Instagram setahun lalu.

Pengaruh Media Sosial pada Penggunanya

Hampir pasti selalu ada 2 efek yang dapat disebabkan oleh suatu hal, positip dan negatip. Tambah teman meski nggak pernah ketemuan, ketemu teman lama, dapat istri setelah gagal dijodohin, dagangan tambah laku, tambah pengetahuan adalah contoh efek positipnya. 

Di kutub negatip, media sosial bisa menjadi lahan untuk menyebarkan berita bohong atau penyesatan opini, ajang adu argumentasi tak sehat, media distribusi hal-hal berbau pornografi dan asusila dan hal lain sejenisnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline