Lihat ke Halaman Asli

abdiku pada Sri dan Ruci..

Diperbarui: 6 Januari 2016   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Tiada lagi daya melawan serbu beras dari negeri seberang,.. dimana beras adalah komoditas, padi dipaksa tumbuh berteman rekayasa melawan musim, dimana tanah diperkosa tuk melahirkan tanaman-tanaman yang enggan dikehendakinya, dimana deru mesin traktor mengumbar nafsu, mesin penanam adalah sipir penjara, dan mesin pemanen menjadi algojo akhir cerita.

________________________________________________

Sri,.. Betapa berat laku kebaikan ini, disaat kami perlakukan padi, jagung, dan tanaman lain seperti diri kami sendiri. Betapa berat laku kebaikan ini, kala tanah kami jamah seperti halnya mengusap kulit daging tubuh sendiri.

Tiada lagi daya melawan serbu beras dari negeri seberang,.. dimana beras adalah komoditas, padi dipaksa tumbuh berteman rekayasa melawan musim, dimana tanah diperkosa tuk melahirkan tanaman-tanaman yang enggan dikehendakinya, dimana deru mesin traktor mengumbar nafsu, mesin penanam adalah sipir penjara, dan mesin pemanen menjadi algojo akhir cerita.

-----

Ruci,.. Betapa berat laku kebaikan ini, kami lempar jaring hanya sejauh daya tenaga menjangkaunya, ketika para ikan kami anggap sebagai anak-anakmu, dan samudra kaulah berpunya.

Tiada lagi daya melawan kepung sergapan mereka, ketika mereka berlayar secepat teknologi, menjaring sejauh imaji rakus. Mereka sekap, belah, dan olah para ikan dalam lambung kapal, kembali ketepian sudah siap menjadi sajian. Ikan dianggap sebatas barang dagangan, dan tiada santun seolah samudra tiada empunya.

Hingga ke tepian sisa, kami olah garam. Kami garu dengan sahaja tenaga, itupun tiada mampu bersanding dengan garam tanpa nyawa.. garam industri..

-----

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline