Lihat ke Halaman Asli

Haritza Bayu

Manusia Biasa

Puisi | Pesan yang Tak Diinginkan

Diperbarui: 25 Maret 2020   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari kian lelap.
Dan malam semakin gelap.
Debu hitam menyelimuti awan.
Dan semilir angin mulai merayap menggerogoti tubuh ini.

Datang seorang utusan tanpa salam langsung masuk ke dalam rumahku.
Dengan membawa pesan yang tak pernah kuinginkan.
Sontak aku terkejut, menggigil, mondar mandir kesana kemari.
Acapkali kuisir dia "pergi kau"
Namun itu semua hanyalah angin lewat baginya.

Kubanting pintu dan kembali kepada ranjangku.
Seraya berkata dalam hati.
Ya Rabb...aku hanyalah hamba-Mu yang nista.
Demi keangungan-Mu yang tak habis dengan deretan huruf.
Demi keindahan-Mu yang meliputi segala makna.
Tolong turun kan lah ketenangan pada hamba-Mu ini.

Angin tenang pun datang.
Mata mulai kehilangan cahaya nya.
Dan tubuh pun lelap tanpa merisaukan pesan itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline