Lihat ke Halaman Asli

Orang Tuaku Pahlawanku

Diperbarui: 10 Agustus 2024   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku Izzam, remaja yang baru berusia 18 tahun. Hari ini adalah hari ulang tahun ku dan seperti biasa orang tuaku selalu merayakannya, ya bisa dibilang orang tuaku memanjakan ku tapi aku sama sekali tidak manja dan satu lagi, mereka selalu memberikan hadiah yang ku inginkan. 

"Selamat ulang tahun anak bunda yang paling tampan" Ibuku selalu saja menggodaku, fyi ibuku ini sudah berusia 45 tahun dan masih terlihat muda. 

"Selamat ulang tahun Izzam, ayah sudah membelikan motor yang kamu mau" Ayahku ini walaupun terlihat menyeramkan tapi hatinya hello kitty dan umurnya sudah 48 tahun. 

"Tetaplah menjadi dirimu sendiri Izzam" Kata-kata yang selalu mereka ucapkan kepada ku. 

Setiap kali mereka mengatakan itu aku merasa sangat amat bersalah. Mereka memanjakan ku, mereka membelikan apapun yang ku mau, mereka juga tidak pernah lupa padaku tapi aku tidak bisa menjadi seperti apa yang mereka katakan.

Mereka bilang aku harus menjadi diriku sendiri dan aku tidak pernah melakukan itu, aku selalu menjadi orang lain hanya agar teman-teman ku tidak menjauhiku. Ya, bisa dibilang aku anak yang durhaka karna tidak menuruti keinginan orang tuaku, tapi aku terlalu takut jika teman-teman ku menjauhiku karna aku tidak seru. 

_Skip_

Besoknya setelah pulang sekolah aku mampir ke minimarket untuk membeli minuman dingin, aku membeli minuman favorit ku dan membayarnya di kasir. Saat keluar dari minimarket aku melihat seorang anak kecil yang duduk di kursi roda sedang dihina oleh teman-temannya, tapi dia tidak marah dia justru tersenyum dan tertawa. 

Aku yang kasian mencoba menghampirinya dan mengajaknya berbicara. "Hei adik manis, siapa namamu? " tanya ku pada anak kecil itu. 

Anak itu menoleh padaku dan menjawab "Namaku Sela, nama kakak siapa? " jawabnya sambil tersenyum. 

"Nama kakak Izzam dan kenapa kau hanya tersenyum saat teman-temanmu menghinamu? " tanya ku dengan hati-hati karna takut melukai hati anak itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline