Lihat ke Halaman Asli

Benih Jiwa Premanisme Pelajar Ditanam Ketika SMP

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalau ada yang bilang bahwa masa SMA adalah masa nakal-nakalnya pelajar itu ada benarnya. Namun menurut pengalaman saya pribadi, benih kenakalan atau jiwa premanisme pelajar itu dimulai ketika duduk di bangku SMP.

Kalau selama di SMP, seorang pelajar itu sampai lulusnya tetap menjadi anak baik, besar sekali kemungkinan nanti di SMA dia tetap menjadi anak baik. Namun ketika di SMP dia sudah nakal, maka di SMA adalah masa yang paling tepat untuk menyempurnakan kenakalannya/ jiwa premanismenya itu.

Kebetulan dulu saya sekolah SMP di kampung. Dari beberapa teman dekat waktu SMP kala itu, ada yang awalnya anak baik-baik lalu ikut-ikutan bersikap nakal teman yang lain. Di usia mereka ini sepertinya berlaku nakal itu adalah hal yang hebat dan membanggakan serta mendapat label "pemberani".

Contoh kenakalan mereka seperti suka berkelahi, suka "ngompas", suka minum minuman keras, suka menganiaya, dan mengganggu anak cewek. Semua yang mereka tiru adalah preman-preman kampung. Dan yang menjadi mahaguru mereka adalah preman-preman kampung.

Kenakalan mereka ini bermula dari pergaulan. Dimana dalam setiap kelas pasti ada 1 kelompok atau geng. Geng ini memisahkan diri dari anak-anak lainnya di dalam kelas yang menuntut ilmu. Setiap istirahat pasti berkumpul dan yang dibicarakan pasti soal kebanggaan bersikap seperti preman.

Terkait tawuran pelajar di Jakarta, sebenarnya tidak mengagetkan karena hampir setiap sekolahan di Indonesia pasti ada preman-preman pelajar itu yang kenalannya luar biasa.

Kalau pemerintah ingin memberantas, berantaslah secara sungguh-sungguh mulai dari SMP. Awasi benar-benar keberadaan anak-anak yang suka berkumpul-kumpul membentuk geng di setiap kelas. Dan beri hukuman yang tepat bagi setiap pelajar yang tercium jiwa premannya.

Bisa dibilang saya sendiri dulu adalah korban kezaliman anak-anak nakal waktu di SMP. Saya dulu kecil dan penakut. Dan anak-anak yang nakal biasanya usianya 1 atau 2 tahun lebih tua, jadi tingginya beda jauh. Yang paling saya ingat, rangking saya anjlok gara-gara pas ujian diancam sama seorang anak nakal dimana saya harus memberi contekan terus ke dia. Karena takut, saya berilah dia contekan.

Kalau ingat kadang saya tertawa saya sendiri, kenapa dulu sepenakut itu. Coba kalau sekarang dibegitukan, akan saya tonjok muka tuh anak nakal pake sepatu... xixixi... Emosi ceritanya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline