Lihat ke Halaman Asli

Ruang Peradaban dan Informasi

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pertiba Pangkalpinang, Bangka Belitung

Masker dan Must Care

Diperbarui: 23 Mei 2022   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi Covid-19 membuat perubahan signifikan hampir dalam segala sendi kehidupan, virus yang menyebar masif dalam peradaban modern ini, membuat manusia sadar, mengubah serta berusaha mencari keseimbangan baru agar bisa tetap mempertahankan kelangsungan peradaban. ya itu lah manusia, yang harus selalu menjadi pembelajar dan terus memperbaiki karena tidak ada yang abadi dan pasti dalam kehidupan. Hakekat manusia sebagai kholifah dimuka bumi ini tentu maknanya adalah terus melanjutkan perjalanan, membekali diri, membuat kebaikan dan memberbaiki keadaan yang akan menjadi legacy (warisan) luhur bagi para kholifah yang berada dekat ataupun masih jauh di belakang perjalanan kita. 

Salah satu pelajaran penting pandemi adalah penggunaan masker agar kita tetap terjaga dan menghindari ketertularan virus akibat kemungkinan terhirupnya virus yang dapat menyebar ke tubuh kita. Ya, masker telah menjadi keadaban baru manusia, yang dapat dimaknai bagaimana pentingnya kita peduli (must care) pada diri kita, kesehatan kita, lingkungan kita, masyarakat kita, dan kelangsungan peradaban kita. 

Penggunaan Masker tidak elok jika dimaknai sebagai rasa ketakutan dan rasa kekahwatiran saja, namun masker dimaknai bagaimana kita selaku manusia sebagai makhluk Tuhan, individu dan makhluk sosial berkepentingan dan berikhtiar menjadi laskar yang turut menjaga kelangsungan peradaban, karena tanpa kita peduli pada diri dan lingkungan kita, maka peradaban berada pada ambang kepunahan.  Dinosaurus punah bukan karena mereka tidak buas atau tidak kuat, namun karena minimnya akal dinosurus untuk menjaga generasinya dari kepunahan, dunia dan lingkungan bisa saja berubah begitu cepat, untuk itu nalar, akal sehat, dan antisipasi sebelum kepunahan perlu kita perkuat. 

Ketika pemerintah dan otoritas negara telah mengumumkan pelonggaran atau menghentikan penggunaan masker sekalipun, namun perilaku kita untuk tetap terus peduli dan menjaga legacy peradaban harus terus dijalankan.  Ingat sebagai kholifah yang terus berjalan, maka dalam jalur perjalanan kita tinggalkan jejak (legacy) yang baik yang dapat menjadi Rest Area, para pejalan yang berada di belakang kita. (hrd)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline