Lihat ke Halaman Asli

Kiai Ma'ruf Sangat Tenang, Sandiaga Begitu Khawatir?

Diperbarui: 18 Maret 2019   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


enghadapi debat cawapres malam ini, jujur saya deg-degan memikirkan Pak Ma'ruf. Saya tidak meragukan kemampuan Pak Ma'ruf. Saya tahu betul bahwa Pak Ma'ruf sudah sangat berpengalaman di dunia perpolitikan Indonesia.

Dibanding Pak Ma'ruf, Sandi jelas kalah jauh. Sebelum Sandi lahir, Pak Ma'ruf sudah jadi Ketua banser. Sejak Sandi belum ada di dunia ini, Pak Ma'ruf sudah mengajar sebagai dosen di Fakultas Tabriyah, Universitas Nahdatul Ulama (Unnu), Jakarta di tahun 1968.

Clear. Kemampuan Pak Ma'ruf sudah tak perlu diragukan lagi.

Tapi entah kenapa, saya selalu teringat pada ayah saya yang juga sudah tua. Di masa tua yang seharusnya Pak Ma'ruf habiskan untuk beristirahat dan hidup tenang bersama keluarga, Pak Ma'ruf justru membaktikan dirinya untuk memikirkan nasib rakyat Indonesia.

Campur aduk jadinya. Antara kepikiran dan terharu ngublek jadi satu.

Tapi kegalauan saya langsung sirna saat melihat penampilan Pak Ma'ruf malam ini. Sejak awal Pak Ma'ruf muncul di layar televisi, wajah Pak Maruf terlihat cerah ceria dan bersemangat.

Pemaparan demi pemaparan disampaikan Pak Ma'ruf dengan santai, jelas dan detail. Terlihat bahwa Pak Ma'ruf sangat memahami materi debat cawapres malam ini tentang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya.

Pak Ma'ruf berhasil menyampaikan visi misi Jokowi-Ma'ruf dengan sangat jelas yaitu tentang Indonesia maju, dengan kunci manusia-manusia Indonesia itu sendiri. Manusia-manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, produktif dan berakhlak mulia.

Pak Ma'ruf juga mengakui bahwa Jokowi-JK telah melakukan banyak hal. Tapi kerja belum selesai. Karena itulah Jokowi-Ma'ruf siap melanjutkan ikhtiar menjadikan Indonesia maju melalui pemberian beasiswa, juga peningkatan dana pendidikan yang akan diteruskan sampai tingkat kuliah.

Di bagian berikut ini jujur saya merinding. Saat Pak Ma'ruf mengucapkan "La Takhaf Wa La Tahzan. Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati. Negara telah hadir dan akan terus hadir untuk membantu kalian." Dengan demikian, orang tua tak perlu khawatir akan masa depan anaknya. Anak-anak juga tak perlu takut bermimpi. Sebab anak-anak memang tidak boleh berhenti bercita-cita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline