Lihat ke Halaman Asli

Tembang Tanpa Syair - Jagad Tangguh - Bagian 24

Diperbarui: 23 Maret 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

PRASANGKA

Aku dan Aji sudah masuk ke dalam gerbang pendopo bagian belakang. Ruangan ini cukup luas. Suasananya lebih asri dan sangat tenang. Terdapat beberapa pohon yang sangat terawat. Tidak jauh dari pohon yang paling ujung ada kolam kecil dan agak panjang. Lebarnya kuperkirakan dua telapak kaki dan panjangnya sekitar lima meter. Ada beberapa bangku panjang yang diletakkan rapi. Ada satu bangku yang terbuat dari kayu didekat kami.

"Kisanak, silahkan duduk", ucap Aji sambil mempersilahkanku untuk duduk pada bangku kayu didekatnya.

"Terima kasih", jawabku singkat.

Aku duduk dan diikuti dengan Aji.

"Kisanak, sambil menunggu Guru untuk hadir disini, bolehkah aku bertanya?", tanya Aji sopan.

"Tentu saja. Silahkan...", jawabku.

"Darimana Kisanak mendapatkan pemahaman mengenai Raja Sampun ini? Sebab ilmu ini termasuk langka dan tidak sembarangan orang untuk menyebutkannya apalagi melakukannya...", tanya Aji.

Aku terdiam sejenak. Pikiranku menerawang pada beberapa tahun silam. Aku menghela napas ringan lalu tersenyum.

"Kau tak akan percaya apa yang kukatakan...", jawabku.

"Coba saja...", ucap Aji berusaha meyakinkanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline