Pada jaman dahulu kala disebuah kerajaan hiduplah sebatang kara seorang penebang kayu yang sangat miskin, tinggal digubuk reot. Akan tetapi penebang kayu itu sangat baik dan budiman, dia suka menolong kepada siapa saja tanpa memandang bulu.
Setiap malam dirumah penebang kayu yang reot tersebut, selalu diadakan pesta makan dan pengunjungnya hamper semua dari para pengemis. Kabar berita ini terdengar sampai ke telinga sang raja, hal itu membuat sang raja penasaran. Maka sang raja berkeinginan untuk mengetahui benar tidaknya berita itu.
Pada malam yang ditentukan, sang raja bersama pengawal yang dipercaya menyamar sebagai musafir dan berangkatlah ke rumah sang penebang kayu yang baik hati tersebut untuk menyelidiki kebenaran berita itu dan ternyata benar, maka sang raja bersama pengawal pribadinya ikut pesta makan dirumah sang penebang kayu hingga berbincang sampai larut malam.
Setelah semua peserta pesta pulang, baru sang raja menanyakan tentang asal uang yang digunakan untuk pesta makan tersebut. Sang penebang kayu menjawab "Uang ini adalah hasil penjualan kayu yang saya dapat dari menebang kayu dihutan dan semua hasilnya saya gunakan untuk pesta pora". Akhirnya sang raja pulang dan belum puas atas jawaban sang penebang kayu. Sambil pulang sang raja berfikir bawa hal ini tidak boleh dibiarkan karna pemborosan dan membahayakan hutan bisa gundul, maka sang raja membuat suatu rencana.
Keesokan harinya sang raja membuat larangan siapapun dilarang menebang kayu dihutan, apabila yang melanggar akan digantung di alun-alun kerajaan dan sang raja berpikir pasti besok malam tidak ada lagi pesta dirumah sang penebang kayu.
Dan pada malam kedua sang raja mendatangi rumah sang penebang kayu, tapi sang raja terheran-heran karena ternyata dirumah sang penebang kayu masih tetap mengadakan pesta makan.
Kemudian sang raja ikut dalam pesta itu, setelah semua pengunjung pulang sang raja pun kembali bertanya dari manakah uang untuk membeli makanan itu sedangkan sang raja telah memberi larangan untuk tidak menebang pohon dihutan. Sang penebang kayu pun menjawab "Maka dari itu karena dilarang menebang pohon dihutan, maka semua peralatan untuk menebang kayu beserta gerobaknya saya jual untuk membeli makanan".
Sang raja pun terdiam sambil berpikir sang penebang kayu memang orang yang baik hati tetapi telah salah dalam melangkah. Kemudian sang raja pulang, dan memastikan untuk besok malam tidak ada pesta makan lagi.
Pada malam ketiga sang raja dating dan terkejut dan heran kenapa masih ada pesta makan dirumah sang penebang kayu dapat dari manakah uangnya. Akhirnya raja pun seperti biasa ikut makan dan ketika semua pengunjung telah pulang sang raja pun kembali bertanya dari manakah uang yang dia dapat untuk mengadakan pesta makan mala mini.
Sang penebang kayu menjawab "Tadi pagi saya ikut mendaftarkan diri sebagai prajurit kerajaan dan diterima, kemudian saya mendapatkan bayaran seperempat gaji maka saya semuanya saya belikan untuk makanan". Kemudian sang raja pulang sambil berpikir besok pasti tidak ada pesta lagi.
Dan pada malam keempat sang raja dating lagi dan seperti biasa dia merasa terkejut dan heran ternyata masih ada pesta makan lagi?. Seperti biasa sang raja ikut makan dalam pesta dan ketika semua pengunjung sudah pulang sang raja pun bertanya dapat darimakanah uang untuk pesta makan tersebut.