Lihat ke Halaman Asli

Mas Gagah

TERVERIFIKASI

(Lelaki Penunggu Subuh)

Masa Ada Relawan Politik Gratis?

Diperbarui: 16 Februari 2019   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://nasional.kompas.com

Demokrasi yang kita nikmati saat ini, tentu memerlukan biaya yang sangat mahal. Kontestasi politik, selalu saja memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Nilianya bisa ratuan jutaa hingga milyaran rupiah. Tidak ada yang gratis untuk bisa duduk di kursi kekuasaan.

Biaya tinggi diperlukan dalam kontestasi politik di Indonesia. Misalnnya saja pemilu Kada Jakarta tahun 2012, Fauzi Bowo dan Nara mengeluarkan dana kampanye sebesar Rp 62,6 miliar. Sementara, pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Poernama mengeluarkan dana Rp 16,1 miliar. (nasional.kompas.com)

Ranah kekuasaan, kenapa setiap orang sengit memperebutkan, karena di kursi itu ada segalanya. Orang yang duduk di kursi kekuasaan, bisa menjadi apapun. Paling tidak, secara materi, hidupnya akan makmur.  Maka, wajar orang saling berebut untuk duduk di kursi kekuasaan, parlemen maupun presiden.

Kontetasi politik yang mahal, menyebabkan partai politik menggunakan segala cara. Untuk iklan caleg di media sosial saja memerlukan uang ratusan juta rupiah. Melakukan kampanye akbar capres, juga memerlukan uang ratusan juga. Menggelar depat capres, tentu uang yang digunakan tidak mudah.

Mendatangkan relawan atau mencari relawan, mungkinkah gratis. Para relawan itukan manusia biasa yang butuh makan dan butuh uang jalan. Belum lagi, keperluan nasi bungkus untuk mengganjal perut yang lapar. Sampai di sini kita masih bisa bertanya, mungkinkah relawan itu gratis.

Alam dkk (tanpa tahun), dalam tulisannya menegaskan bahwa relawan politik asalnya adalah gerakan sosial. Tidak hanya sebagai gerakan sosial, relawan akhirnya berubah menjadi politik uang.

Relawan, yang menyebut dirinya relawan, tapi terlibat dalam usaha pemenangan dan tidak berani membuka laporan keuangannya, tidak dapat disebut sebagai relawan politik (perludem.org). Relawan politik seharusnya dapat melakukan sebuah gerakan yang menyuarakan suara kritis atas kebijakan yang salah atau kurang pas (https://matranews.id).

Tidak ada yang gratis tentunya, untuk mengumpulkan relawan membutuhkan duit banyak. Jika ada orang mengatakan relawan itu tak dibayar, itu hanyalah mitos. Mana ada sih, relawan yang sama sekali tidak membutuhkan uang jalan.

Saya belum mengerti, dari mana penyebutkan mitos relawan tanpa bayar. Mitos ini sepertinya hanya Bahasa pencitraan saja. Agar seolah-olah sang capres memang mendapatkan dukuang penuh dari masyarakat. Propaganda untuk menjaring pemilih, dengan meminjam istilah relawan tanpa bayar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline