Bahasa adalah tindakan sosial, tidak hanya berupa mesin biologis dan kapasitas kognitif yang diperlukan, tetapi juga interaksi dengan pasangan hidup yang komunikatif. Anak yang tumbuh besar tanpa kontak sosial yang normal, misal anak dengan autisme tidak mengambangkan bahasa normal. Begitu juga anak yang terpapar bahasa hanya melalalui televisi. Bagaimapaun juga penelitian selanjutnya menyatakan bahwa terdapat perubahan terkait usia mengenai [engaruh media pada anak. Dalam satu studi, anak di bawah 30 bulan tidak mampu untuk belajar bagaimana menggunakan kata kerja baru dari televisi.
Walaupun begitu, anak dari usia 30 sampai 42 bulan menunjukkan beberapa kemampuan untuk belajar kata kerja baru dari melihat televisi. Penulis menyimpulkan peningkatan kemampuan kognitif mengizinkan anak yang lebih tua untuk belajar dari televisi, meskipun tanpa interaksi sosial. Usia dari orang tua atau pengasuh, bagaimana mereka berinteraksi dan berbicara dengan infant, urutan kelahiran anak, pengalaman perawatan anak, dan selanjutnya, sekolah, teman sebaya, dan televisi, paparan semua aspek tersebut akan berdampak terhadap kecepatan dan proses perkembangan bahasa. Begitu juga dengan budaya yang lebih luas.
Periode pralinguistikpada tahap ocehan, orang dewasa membantu infant dalam kemajuan terhadap bicara yang sebenarnya dengan mengulang suara yang dibuat bayi. Bayi dengan cepat bergabung dan mengulang suara kembali. Orang tua mengimitasi suara bayi berdampak pada jumlah vokalisasi dan kecepatan belajar bahasa. Hal ini juga membantu bayi mengalami aspek sosial dari bicara. Di usia 4 bulan, bayi dalam permainan cilukba menunjukkan sensitivitas terhadap struktur dari pertukaran sosial orang dewasa.
Perkembangan kosakata ketika bayi mulai bicara, orang tua atau pengasuh dapat mendorong perkembangan kosakata melalui pengulangan kata pertama bayi dan melafalkannya dengan benar. Atensi gabungan mengarahkan pada perkembangan kosaokata yang lebih cepat.
Adanya hubungan yang kuat antara frekuensi dari kata-kata spesifik dari tuturan ibu dan keteraturan saat anak belajar kata-kata ini. Bagaimanpun juga , sentivitas dan responsif dari orang tua dapat berpengaruh bahkan lebih dari kata yang digunakan ibu.
Dalam keluarga yang menggunakan lebih dari satu bahasa lisan, bayi mencapai capaian serupa di setiap bahasa pada periode yang sama dengan anak yang medengar hanya satu bahasa. Walaupun begitu, anak belajar dua bahasa cenderung memiliki kosakata yang lebih sedikit di setiap bahasa daripada anak yang hanya satu bahasa. Anak dengan dua bahasa sering kali menggunakan elemen dari kedia bahasa tersebut kadang-kadang dalam pengucapan yang sama.
Hampir semua bayi senang saat dibacakan. Frekuensi waktu pengasuh membaca untuk mereka dapat mempengaruhi seberapa baik anak berbicara dan nantinya seberapa baik dan seberapa cepat mereka mengambangkan literasi -kemampuan untuk membaca dan menulis. Anak yang dibacakan setiap hari memiliki yang lebih baik dan ketrampilan bahasa di usia 3 tahun. Dan kemunculan kemampuan berbahasa mereka berakibat pada kesiapan sekolah dan selanjuntnya pada pencapaian akademik.
Interaksi sosial dalam membaca keras, bermain dan aktivitas sehari-hari yang lain menjadi banyak kunci bagi perkembangan masa kanak-kanak. Anak membangkitkan dari individu lain di sekitar mereka dan pada gilirannya bereaksi terhadap respons tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H