Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Penyuluh asal Gayo Ajarkan Budidaya Kopi Organik hingga ke Papua

Diperbarui: 28 November 2017   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Gambar 1, Sumeri sedang mengajarkan teknik budidaya kopi kepada petani di Distrik Mulia, Kabupaten Pucak Jaya, Papua (Doc. Pribadi/FMT)

Sebagai penyuluh pertanian yang bertugas di daerah penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia, sudah semestinyalah para penyuluh pertanian yang bertugas di daerah ini mengusai berbagai seluk beluk tentang komoditi perkebunan andalan dataran tinggi Gayo ini. Selain sebagai bekal untuk melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada petani kopi yang ada di daerah ini, pengetahuan dan keterampilan tentang perkopian juga bermanfaat bagi sang penyuluh untuk berbagi kepada penyuluh dan petani dari luar daerah.

Meski jumlah penyuluh pertanian yang ada di kabupaten Aceh Tengah mencapai 150an orang, namun hanya beberapa penyuluh saja yang sangat menguasai pengetahuan tentang kopi arabika Gayo ini. Salah seorang diantaranya adalah Sumeri, SP, MP yang saat ini bertugas di BPP Pegasing sekaligus dipercaya sebagai Kepala atau Koordinator di Balai Penyuluhan Pertanian tersebut. Untuk urusan kopi arabika, alumni Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon dan penyandang Magister Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala ini, boleh di bilang sudah sangat menguasai, terutama di bidang teknik budidayanya.

Keberadaannya sebagai penyuluh pertanian yang pernah bertugas di hampir semua wilayah kabupaten Aceh Tengah, semakin 'memperkaya' pengetahuan dan pengalamannya dengan perkopian. Begitu juga aktifitasnya dalam komunitas Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) juga membuat Sumeri semakin 'matang' dalam bidang perkopian. Keahlian inilah yang kemudian sering membawa Sumeri melanglang daerah untuk memberikan pembelajarn tentang kopi kepada petani di berbagai daerah, terutama di wilayah provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

"Terbang" ke Papua difasilitasi oleh Kementerian BUMN

Kemampuannya dalam teknik budidaya kopi arabika inilah yang kemudian 'dilirik' oleh Kementerian BUMN yang kemudian mengajaknya ke ujung timur Indonesia. Melalui program "La Pago Bekerja dan Unggul", Sumeri 'dirangkul' oleh Kemnterian BUMN bekerja sama dengan SCOPI (Sustainable Coffee Platform Indonesia) untuk mengajarkan teknik budidaya kopi arabika kepada para petani kopi di dua kabupaten di Papua yaitu kabupaten Puncak Jaya dan Nabire. Kedua daerah ini sebenarnya merupakan daerah penghasil kopi arabika di Papua, namun budidya kopi rakyat di sana masih belum dilakukan secara intensif, sehingga produktifitas dan kualitas kopi arabika yang dihasilkan oleh para petani belum seperti yang di harapkan.

Dokpri

Gambar 2, Para petani di Distrik Dogiyae, Nabire antusias menyimak materi yang disampaikan oleh Sumeri (Doc. Pribadi/FMT)

La Pago merupakan wilayah adat yang letaknya  terpencil di pegunungan yang berada di bagian timur Papua yang masyarakatnya menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian, namun karena pola usaha tani yang mereka lakukan selama ini masih bersifat tradisional dan konvensional, maka kesejahteraan petani pun masih tergolong rendah. 

Itulah yang kemudian melatar belakangi Kementerian BUMN meluncurkan Gerakan La Pago Bekerja dan Unggul sebagai upaya meberdayakan petani agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dan program kementerian yang dipimpin oleh Rini Soemarno inilah yang kemudian membawa penyuluh pertanian asal Gayo ini 'terbang' ke Papua.

Khusus untuk Sumeri, pihak Kemeterian BUMN memberikan 'beban' untuk menyampaikan materi tentang teknik budidaya kopi baik secara teori maupun praktek, Dan sesuai dengan prinsip budidaya kopi organik yang selama ini diterapkan di Dataran Tinggi Gayo, materi yang diberikan Sumeri kepada para petani di Papua tersebut mengangkat tema 'Budidaya Kopi Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan'. Tentu bukan hal sulit bagi Sumeri, karena dalam kesehariannya dia memang berkecimpung dalam pembinaan dan penyuluhan petani kopi Gayo di wilayah binaannya yang mayoritas memang menggunakan pola organik. yang tentu saja ramah lingkungan.

Dokpri

Gambar 3, Meski hanya beralaskan tanah, para petani Papua ini tetap serius menyimak pembelajaran tentang budidaya kopi organik (Doc. Pribadi/FMT)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline