Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Tampilan Menarik, Pembeli Pun Tertarik

Diperbarui: 20 Juni 2017   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, Dengan

Penyuluh pertanian yang satu ini memang sangat kreatif, selain sukses membina dan menyuluh petani di wilayah binaannya, Kaslil “Penyuluh Secerdik Kancil” dari Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah ini memang punya hobi mencoba hal-hal baru yang ternyata sangat bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Sukses memperkenalkan budidaya bawang merah dalam polybag (baca Budi Daya Bawang Merah dalam "Polybag" Tak Kalah Menguntungkan), dia masih terus melanjutkan kreativitasnya, masih terkait dengan bawang merah, komoditi yang menjadi “spesialisasi”nya.

Terinpirasi Kontes Hortikultura Nusantara yang digelar bulan Mei 2017 lalu, dimana dia juga berhasil memboyong gelar Juara 3 kategori bawang merah, Kaslil mencoba sedikit sentuhan seni dan kreativitasnya pada bawang merah yang baru saja dia panen. Awalnya Cuma iseng untuk mengisi waktu luangnya sambil menunggu waktu berbuka puasa, tapi ternyata keisengannya itu menghasilkan sesuatu yang menarik dan agak unik. Daun-daung bawang merah yang sudah mulai mongering, dia jalin menjadi satu berbetuk anyaman dengan berbagai model. Dengan kreativitas seperti itu, bawang merah miliknya jadi terlihat menarik, dan akhirnya mampu menarik minat pembeli yang mau membeli dengan harga lebih tinggi.

“Kalau hanya dengan penampilan biasa, kan sama saja dengan yang dijual di pasar, nggak ada daya tariknya, kalau dengan tampilan seperti ini, pembeli pun tidak segan untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi, karena penampilannya jadi lebih menarik, bisa jadi pajangan di dapur, menjual produk pertanian ternyata juga butuh sedikit sentuhan seni” kilahnya sambil tersenyum.

Gambar 2, Kaslil, penyuluh pertanian kreatif ini menunjukkan hasil kreativitasnya (Doc. FMT)

Nggak sia-sia memang, untaian bawang merah yang terlihat unik dan cantik ini langsung menarik minat para pembeli yang datang ke rumahnya. Kaslil cukup memajangnya di meja yang pada hari-hari diluar puasa dia jadikan warung kopi ini, dan dengan sedikit “promosi” lewat media sosial, para pembeli pun langung berdatangan ke tempat tinggalnya yang berada di bibir Danau Laut Tawar itu. Panorama bebatuan di sekitar rumahnya memang sangat indah, dengan latar belakang hijaunya Danau Laut Tawar, tempat ini sering jadi ajang selfie para pengunjung. Pada bulan puasa seperti sekarang ini, tempat ini juga sering jadi lokasi “ngabuburit” bagi warga seputaran kota Takengon. Momentum inilah yang kemudian dimanfaatkan Kaslil untuk mempromosikan bawang merah yang sudah dirubah penampilannya itu. Dengan penampilan seperti itu, dia bisa menjual bawang merahnya lebih tinggi dari harga di pasar.

“Setiap untaian berisi satu kilogram, kalau yang double 2 kilogram, saya pasang harga 20 sampai 25 ribu per kilogram, mereka nggak nawar lagi, mungkin mereka bukan sekedar butuh bawang merahnya, tapi juga tertarik dengan penampilannya, padahal kalau di pasar harganya hanya sekitar 15 ribu per kilogram” ungkap Kaslil.

Kedepan dia suadah berencana untuk mengajarkan kreativitas seperti ini kepada para petani bawang merah binaanya, dengan penampilan menarik seperti itu, baeang merah bisa jadi produk oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

“Daerah kita kan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah, saya optimis bawang merah dengan tampilan seperti ini akan menarik perhatian pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh, ini bisa jadi peluang untuk meningkatkan pendapatan petani, kebetulan wilayah binaan saya ini merupakan lintasan wisatawan yang mengunjungi Danau Laut Tawar, apalagi daerah ini juga merupakan sentra produksi bawang merah, kalau Brebes bisa, kenapa kita tidak?” lanjutnya.

Gambar 3, Dengan tampilan seperti ini, bawang merah juga berpotensi menjadi produk oleh2 bagi para pengunjung lokasi wisata Danau Laut Tawar (Doc. FMT)

Kreativitas cerdas tentunya, bukan cuma berfikir untuk mencari keuntungan pribadi, tapi juga berfikir kedepan untuk meningkatkan kesejahteraan petani yang selama ini dia bina. Dan sosok kreatif seperti inilah yang mestinya melekat pada diri setiap penyuluh pertanian. Tak sekedar menjalankan tugas sebagai penyuluh, tapi terus menggali kreativitas yang bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline