Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Kreatif! Penyuluh Ini Mengajari Petani Membuat Pupuk Organik Cair Sendiri

Diperbarui: 15 Desember 2016   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1, Safrin Zailani (baju batik) sedang mengajarkan cara membuat pupuk organik cair kepada petani (Doc. FMT)

Dalam aktivitas usaha tani hortikultura, pupuk merupakan salah satu faktor pendukung  keberhasilan dalam kegiatan budidaya tersebut. Namun sampai saat ini masih banyak petani yang mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia di pasaran, sehingga biya prouksi menjadi tinggi. 

Kebergantungan  para petani terhadap penggunaan pupuk kimia yang selama ini dilakukan dalam kegiatan usaha tani, sebenarnya dapat merugikan petani sendiri, karena selain harganya mahal, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dan terus menerus, justru dapat menurunkan tingkat kesuburan dan daya dukung tanah. 

Penggunaan pupuk kimia dalam dosis tinggi dan dilakukan dalam jangka waktu lama, akan membuat tekstur tanah menjadi keras, padat dan kering, sementara tanaman hortikultura seperti cabe, bawang merah, kentang, kol, tomat dan sebagianya membutuhkan tekstur yang gembur sehingga pertumbuhannya bisa optimal dan produktivitasnya bisa maksimal.

Pola pikir petani yang menginginkan cara praktis dan tidak banyak membuang tenaga, semakin memicu penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dalam berusaha tani. Padahal selain merupakan pemborosan, karena tidak semua pupuk kimia yang diaplikasikan dapat terserap oleh tanaman, sisa pupuk kimia yang tertinggal dalam tanah, lambat laun akan “meracuni” tanah. 

Pupuk kimia memang dapat menyediakan unsure hara yang dibutuhkan tanaman dalam waktu cepat, tapi pemberian dosis yang tidak tepat, justru akan membuat pertumbuhan tanaman terganggu, dan produktivitasnya tidak maksimal. Selain itu, penggunaan pupuk kimia melebihi dosis yang dibutuhkan tanaman, membuat biaya produksi bertambah dan pendapatan petani berkurang.

Era globalisasi pertanian yang menghendaki produk-produk pertanian organik yang kini sudah diberlakukan di hampir semua negara, membuat para petani harus mulai berfikir untuk mengurangi penggunaan pupuk dan bahan kimia lainya dalam aktivitas usaha tani mereka. 

Tanpa menerapkan pola organik dalam budidaya tanaman, bukan tidak mungkin produk pertanian yang dihasilkan petani kita akan kalah bersaing dan “tergilas” oleh produk-produk pertanian negara lain yang sudah menerapkan pola organik dalam usaha tani mereka. Tuntutan konsumen akan produk pertanian yang aman dikonsumsi dan bebas dari kandungan zat kimia berbahya, menuntut petani mulai beralih kepada budidaya pertanian organik.

Sebenarnya banyak sekali keuntungan budidaya pertanian secara organik ini, selain bisa menekan biaya produksi, juga dapat memertahankan tingkat kesuburan dan daya dukung lahan, karena struktur tanah akan terus diperbaharui dengan penggunaan bahan-bahan organik dalam kegiatan usaha tani. 

Di samping itu produk yang dihasilkan juga merupakan produk pertanian organik yang benar-benar aman untuk dikonsumsi karena faktor keamanan pangan ini kini sudah menjadi tuntutan dari para konsumen di seluruh dunia. Dari aspek pasca panen, produk pertanian organik juga memilki daya simpan yang lebih lama dibandingkan dengan produk non organik, ini sangat berpengaruh terhadap pemasaran hasil pertanian, karena produk yang lebih tahan disimpan, tentu akan menjadi pilihan utama bagi para konsumen.

Upaya untuk memasyarakatkan pola pertanian organik ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para penyuluh pertanian, termasuk para penyuluh pertanian yang ada di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Mereka tidak sekadar menganjurkan kepada petani untuk menggunakan bahan-bahan organik dalam kegiatan usaha tani, namun mereka juga telah mempraktekkan sendiri penggunaan bahan organik tersebut melalui demplot atau lahan percontohan di wilayah kerja mereka masing-masing. 

Dengan cara seperti ini, akan menjadi lebih mudah meyakinkan para petani, bahwa bertani secara organik itu jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan pola yang diterapkan oleh para petani selama ini yaitu dengan menggunakan pupuk dan bahan kimia secara berlebihan dan terus menerus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline