“Menulis di media itu sangat mudah, asal terus dilatih dan dibiasakan, seperti minum kopi, kalo sudah terbiasa, pasti akan kecanduan, begitu juga menulis, kalau sudah terbiasa, juga akan merasa ada sesuatu yang kurang jika kita belum menulis” begitu kira-kira yang disampaikan oleh Bahtiar Gayo, seorang wartawan senior Harian Waspada Medan, hari ini, Kamis (5/11/2015) saat berbicara didepan peserta Pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh Bagian Humas Setdakab. Aceh Tengah, bertempat di Kantin Batas Kota, Paya Tumpi, Takengon.
Pelatihan jurnalistik yang diperuntukkan bagi seluruh SKPK di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah itu di ikuti oleh sekitar 60 an peserta yang berasal dari semua SKPK ditambah beberapa orang mahasiswa dari perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah. Salman Nuri, mewakili Kepala Bagian Humas Setdakab. Aceh Tengah, ketika membuka pelatihan ini mengatakan bahwa tujuan diadakannya pelatihan ini adalah agar semua kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPK dapat terpublikasikan di media melalui staf yang menangani bidang komunikasi dan informatika,
“Banyak kegiatan SKPK yang tidak diketahui oleh publik karena tidak ada yang mempublikasikannya di media, padahal peran media ini sangat penting, supaya tidak ada lagi asumsi orang bahwa aparatur tidak bekerja” ungkap Salman
Gambar 2. Bahtiar Gayo didepan Peserta Pelatihan Jurnalistik (Doc. Fathan Muhammad Taufiq)
Sementara itu Bahtiar Gayo yang pagi tadi didaulat sebagai nara sumber begitu bersemangat menyampaikan materinya selama hampir 3 jam, Bahtiar berbagi pengalaman selama puluhan tahun menjadi wartawan media cetak, dia juga memberikan trik-trik menulis bagi para peserta pelatihan yang sebagian besar belum memiliki pengalaman menulis,
“Yang perlu di ingat dalam menulis adalah 5 W (Who, What, Why, When dan Where) dan 1 H (How), jiga keenam unsur tersebut sudah terangkum dalam tulisan, itu artinya tulisan tersebut sudah layak untuk di terbitkan di media” lanjut Bahtiar “Tapi ada satu hal yang perlu di ingat, bahwa tulisan dalam bentuk berita, harus didukung oleh data dan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan”.
Dalam kesempatan itu, Mahyadi, seorang wartawan Serambi Indonesia juga memberikan tips fotografi untuk mendukung jurnalistik, menurutnya fotografi untuk media tidak mutlak harus dari hasil jepretan kamera canggih, yang penting foto yang ditampilkan dapat mewakili berita atu artikel yang diunggah di media, ungkapnya.
Para peserta pelatihan pun cukup antusias menyimak materi yang disampaikan oleh nara sumber, merka cukup menikmati suasana informal dalam pelatihan yang digelar di salah satu kafe yang cukup dikenal di Kota Takengon itu. Antusiasme itu begitu terlihat, ketika nara sumber membuka kesempatan dialog interaktif, beberapa peserta terlihat bersemangat mengajukan pertanyaan maupun tanggapan kepada nara sumber.
*) Keterangan Gambar: Gambar 1. Bahtiar Gayo, wartawan senior di Takengon (Doc, |Fathan Muhammad Taufiq)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H