Lihat ke Halaman Asli

Fathan Muhammad Taufiq

TERVERIFIKASI

PNS yang punya hobi menulis

Ketika Peternak Gayo Menjejak Batu

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Peserta Pelatihan dari Aceh Tengah berpose bersama Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu dengan atribut khas Gayo

Kawasan Peternakan Terpadu Ketapang merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah yang telah berjalan sejak tahun 2006 yang lalu, kawasan pengembangan ternak sapi bali yang berlokasi di Kecamatan Linge tersebut saat ini telah berkembang menjadi 2 unit pengembangan yang menampung 200 keluarga petani ternak yang berasal dari beragai wilayah dalam Kabupaten Aceh Tengah. Sampai dengan saat ini sudah hampir 3.000 ternak Sapi Bali di kembangkan di kawasan ini, meski sempat mengalami pasang surut jumlah populasi sapinya, namun secara perlahan program ini mulai menampakkan hasilnya walaupun belum optimal sebagaimana yang diharapkan.

Sebagai sebuah program yang baru diluncurkan beberapa tahun, kawasan peternakan ini terus mengalami pembenahan dan perbaikan untuk mencapai sasaran program yaitu menjadikan Kabupaten Aceh Tengah seagai salah satu sentra produksi atau penghasil ternak sapi di provinsi Aceh, hal ini sejalan dengan program pemerintah pusat yang dalam beberapa tahun terakhir memprogramkan swa sembada daging sapi, mengingat sampai dengan saat ini sebagian kebutuhan daging sapi dalam negeri masih harus dipenuhi dengan impor.

Potensi wilayah Ketapang yang memang sangat mendukung untuk mengembangkan ternak sapi ini, tersedianya lahan yang memadai dan ketersediaan bahan pakan alami yang mencukupi mulai  dari berbagai jenis rumput, jerami, dedak, sampah kopi, dan limbah tanaman seperti jagung, shorgum, kacang kedelai dan sebagainya mudah didapatkan disekitar kawasan peternakan terpadu ini.

Namun potensi alam tersebut tidak akan termanfaatkan secara optimal jika tidak diiringi dengan kemempuan dan keterampilan sumber daya manusia petani atau peternak yang menghuni kawasan tersebut. Latar belakang petani ternak yang beragam merupakan salah satu titik lemah dari sumberdaya manusia petani di kawasan ini, sehingga perlu upaya terus menerus  dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas para petani, sehingga sasaran akhir program ini akan lebih cepat tercapai. Pengetahuan dan keterampilan petani dalam pemeliharaan ternak mulai dari penyediaan pakan dan nutrisi ternak yang berimbang, pengelolaan kandang dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan ternak sampai dengan pemanfaatan limbah ternak serta optimalisasi pemanfatan lahan untuk kegiatan usaha tani yang baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung pengembangan kawasan terpadu ini harus terus diupayakan oleh semua pihak yang terkait.

Sejak tahun 2010 yang lalu, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah sebagai salah satu stake holders terkait, sudah mulai intens dalam melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk mendukung keberhasilan program ini. Sebagai instansi yang memiliki domain di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia petani, SKPK ini terus berupaya untuk melkukan pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan peningkatan kemampuan individual maupun kelompok petani di kawasan ini. Tidak kurang 8 (delapan) orang penyuluh pertanian yang ditempatkan khusus untuk membina kawasan ini, selain itu instansi ini secara berkala juga melakukan berbagai pelatihan teknis bagi petani dan kelompok tani yang ada di kawasan ini baik berupa pelatihan di tingkat kabupaten maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh balai pendidikan dan pelatihan di luar daerah seperti Balai Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aceh yang ada di Saree, Aceh Besar.

Pada akhir tahun 2014 ini, ada sebuah terobosan baru dalam upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas petani dan juga penyuluh yang ada di kawasan ini. Melalui kerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, sebuah balai pelatihan yang secara khusus dan spesifik memberikan pendidikan dan pelatihan peternakan secara intensif dan terpadu, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah telah menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi petani dan penyuluh yang ada di kawasan peternakan terpadu tersebut.

Kegiatan pelatihan terpadu bertajuk “Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di KPT Ketapang“ yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari dari tanggal 19 sampai dengan 26 Desember 2014 di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu ini, pihak Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan mengirimkan 11 orang peserta yang terdiri dari 4 orang petani, 4 orang  penyuluh, 2 orang petugas teknis dan 1 orang petugas pendamping kabupaten mencakup berbagai materi seperti : pengelolaan kawasan peternakan terpadu, pengolahan pakan dan nutrisi ternak berimbang, pemilihan dan recording bibit ternak, pengelolaan kandang dan sanitasi, pemeliharaan kesehatan ternak, sistem penyuluhan di kawasan terpadu, panen dan pasca panen ternak sampai dengan pemanfaatan limbah ternak sebagai bio gas dan pupuk organik.

Gambar 2. Peserta pelatihan sedang mempraktekkan pengolahan pakan dan nutrisi ternak berimbang

Dipilihnya Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu sebagai tempat penyelenggaraan pelatihan ini, karena balai pendidikan dan pelatihan yang berada dibawah Kementerian Pertanian ini dianggap sangat komprehensif untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi petani dan penyuluh di Kawasan Peternakan terpadu Ketapang. Disamping materi pelatihan yang variatif dan didukung oleh sarana dan prsarana praktek yang lengkap, para widya iswara dan instruktur di balai pelatihan ini merupakan pakar dan praktisi peternakan yang memiliki skill yang telah di akui di seluruh Indonesia. Selain mendapatkan pengetahuan secara teori maupun praktek, para peserta juga diberikan kesempatan untuk melihat langsung sentra-sentra produksi ternak sapi di Jawa Timur baik yang dikelola oleh perorangan, kelompok maupun yang dikelola oleh unit-unit penelitian ternak milik pemerintah, sehingga mampu membuka wawasan dan pola fikir para peserta pelatihan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah, Sabilul Rasyid, S Sos ketika melepas keberangkatan peserta pelatihan beberapa waktu yang lalu menekankan bahwa peserta yang akan mengikuti pelatihan ini merupan orang-orang pilihan yang diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan untuk meningkatkan produktifitas ternak sapi di kawasan terpadu tersebut serta mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan usaha tani untuk kegiatan produktif.

Sementara itu Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Dr. drh. Rudy Rawendra, MSi menyambut baik pelaksanaan kegiatan pelatihan pola kerjasama ini, beliau berharap ilmu yang telah diperoleh selama pelatihan akan mampu mempercepat keberhasilan pengembangan kawasan peternakan terpadu di Kabupaten Aceh Tengah. Disamping itu pihak balai juga memberikan peluang kepada peserta pelatihan untuk melakukan konsultasi jarak jauh jika para peserta mengalami kendala teknis dalam mengimplementasikan hasil pelatihan di lapangan.

Gambar 3. Kunjungan peserta pelatihan ke Lkoka Penelitian Ternak Sapi Potong di Pasuruan

Dari pengamatan penulis yang kebetulan ditunjuk sebagai pendamping, peserta pelatihan sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan ini. Pola pelatihan yang diterapkan di balai pelatihan ini juga agak berbeda dengan pelatihan-pelatihan lainnya, dalam pelatihan ini peserta mendapatkan pelajaran teori yang langsung dipadukan dengan praktek secara berurutan, sehingga materi yang diberikan oleh para widya iswara dapat langsung dipraktekkan oleh peserta. Fasilitas pendukung praktek baik di laboratorium maupun di lapangan yang lengkap, sangat membantu peserta pelatihan untuk lebih cepat menyerap materi yang diberikan selama pelatihan. Suasana keekeluargaan dan keakraban yang ditunjukkan oleh jajaran balai diklat ini juga sangat membantu peserta peletihan untuk lebih mudah menyerap materi yang disampaikan oleh para widya iswara dan instruktur, sejuknya udara kota Batu yang mirip dengan kondisi iklim dan cuaca di Dataran Tinggi Gayo, juga membuat para peserta pelatihan lebih mudah beradaptasi.

Meskipun pelaksanaan pelatihan ini sangat singkat, namun padatnya jadwal dan materi yang diberikan selama pelatihan, sedikit banyak akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kapasitas petani dan penyuluh di kawasan peternakan Ketapang. Bagi para petani, pelatihan ini diharapkan akan membuka wawasan, merubah pola fikir dan menjadi motivasi untuk lebih intensif dalam mengelola ternak dan lahan yang ada sehingga mampu menjadi contoh bagi petani lainnya dan pada akhirnya akan mampu mendukung keberhasilan program pengembangan sentra produksi ternak yang menjadai harapan semua pihak. Sementara bagi para penyuluh dan petugas teknis, pelatihan ini akan menjadi modal pengetahuan yang sangat berharga dalam melakukan pendampingan dan pembinaan di kawasan tersebut.

Sebagaimana pepatah barat yang mengatakan “the man behind the gun”, maka kualitas sumber daya manusia merupakan komponen terpenting untuk mencapai keberhasilan program apapun, termasuk program pengembangan Kawasan Peternakan Terpadu Ketapang. Dengan kualitas sumber daya manusia yang baik, harapan masyarakat dan pemerintah kabupaten Aceh Tengah untuk menjadikan kawasan ini sebagai sentra produksi ternak di provinsi Aceh adalah sebuah keniscayaan, semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline